TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mudik Aman, Jaga Kecepatan Meski Jalur Pantura Sepi Kendaraan

Ada 21 pasar tumpah yang akan menjadi titik kemacetan

IDN Times/Debbie Sutrisno

Karawang, IDN Times - Jalan raya pantai utara (pantura) Pulau Jawa sejak bertahun-tahun lalu telah menjadi saksi jutaan masyarakat yang mudik ke kampung halaman. Jalan yang lebar dan nyaman serta berbagai fasilitas penunjang lengkap membuat pemudik memiliki jalur ini ketimbang melewati jalur pantai selatan Jawa Barat.

Namun, perlahan tapi pasti jalur ini mulai sepi menjelang arus mudik maupun arus balik perayaan Lebaran. Keberadaan jalan tol Trans-Jawa yang telah terhubung ke berbagai daerah membuat kendaraan roda empat maupun lebih sekarang lebih memilih keluar dari pantura dan memanfaatkan infrastruktur tersebut.

Alhasil jalan pantura sekarang lebih banyak mempertontonkan kendaraan roda dua yang memang tidak mungkin masuk ke jalan tol. Di sisi lain, jalan pantai selatan yang terus diperbaiki fasilitas penunjangnya membuat sebagian pemudik memanfaatkan jalur ini.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari menuturkan, saat ini kendaraan kemungkinan besar akan bertumpuk di jalan tol. Sehingga jalan non-tol seperti jalur selatan dan pantura lebih lengang. Kemacetan di pantura misalnya, hanya akan terjadi di sejumlah titik karena keberadaan pasar tumpah aktivitas warga yang menyeberang.

"Makanya tahun ini kita memang fokus untuk keselamatan karena mayoritas jalan sudah lebih nyaman," ujar Hery beberapa waktu lalu.

1. Jalanan penuh tambalan dan bergelombang

IDN Times/Debbie Sutrisno

IDN Times mencoba menjajal jalur pantura dimulai dari Karawang sampai ke Cirebon. Jalur ini cukup lebar dengan kondisi dua lajur dan cukup untuk dua kendaraan besar serta satu lajur kendaraan roda dua atau motor. Saat mobil dan bus memilih melewati tol ketika mudik, dipastikan motor yang memakai jalur ini bisa memacu kendaraan lebih cepat.

Kondisi inilah yang harus diperhatikan pada pengendaraan motor saat mudik melewati pantura. Sebab jalan pantura memang terkenal bergelombang. Adanya tambalan aspal di setiap kilometer tidak membuat jalan lebih rata. Justru tambalan ini bentuknya tidak rata dengan aspal jalan yang lain.

Seorang pengemudi kendaraan yang ditemui di sebuah rumah makan, Andrian menuturkan, memang dalam dua tahun ke belakang setelah adanya proyek tol mulai dari Cipali hingga ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, jalan di pantura setiap mudik tidak begitu ramai. Tapi kondisi ini justru bisa menjadi bahaya karena pengendara lebih nyaman memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

"Kalau terlalu ngebut terus jalanan kaya gini (bergelombang) emang bahaya. Kalau tidak terkontrol nanti kenapa-kenapa," ujarnya.

2. Banyak putaran arah dan penyeberangan warga

pixabay/Victoria_Borodinova

Selain jalanan yang bergelombang, pemudik yang melewati jalan pantura dengan kendaraan pribadi juga harus mewaspadai sejumlah putaran balik dan warga yang kerap menyeberang tidak pada tempatnya.

Tempat putaran balik sepanjang jalur pantura di Jabar memang cukup banyak. Mulai dari Karawang sampai ke daerah Indramayu kendaraan masih banyak yang menggunakannya.

Di sisi lain, para pemudik pun wajib berkonsentrasi sepanjang jalan ini karena warga masih sering melintas sembarang tidak pada tempatnya. IDN Times melihat mulai dari orang tua hingga anak kecil kerap melintas sambil berlari.

Berita Terkini Lainnya