Merespons Permintaan, Ini Kisah di Balik Program Studi Game di ITB
Pangsa pasar game dalam negeri tinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Game saat ini menjadi hal yang tidak tabu lagi diperbincangkan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Di era kecanggihan teknologi, game menjadi hal yang erat dan tidak bisa dipisahkan dari kemajuan tersebut.
Industri game pun bermunculan tak terkecuali di Indonesia. Dengan pangsa pasar yang besar, game bisa menjadi sektor menggiurkan ketika digarap dengan benar.
Dunia pendidikan di Indonesia pun sudah lama melirik pangsa pasar ini. Institut Teknologi Bandung (ITB) misalnya, sejak 2008 telah membuka Program Magister Teknik Elektro opsi Teknologi Media Digital & Game (TMDG), dan mulai menerima mahasiswa pada Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Angkatan pertamanya berjumlah kurang lebih 40 orang.
Pendirian jenjang S2 ini merupakan salah satu kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Institut Teknologi Bandung selama hampir satu dekade sebelumnya untuk mengantisipasi munculnya gelombang baru transformasi digital, mencoba menangkap bonus demografi, dan mencoba menghindari persoalan sumber daya manusia berupa digital divide.
"Jadi saat itu kita ditunjuk oleh Kemenkominfo dan Kemendikbud untuk melakukan kerja sama. Seluruh mahasiswa yang masuk mendapatkan beasiswa secara utuh," ujar Ian Yosef Matheus Edward, Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro-Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB kepada IDN Times, Kamis (27/8/2020).
1. Banyak developer game tertarik ikut kuliah di jurusan ini
Ian mengatakan, hingga saat ini sedikitnya sudah ada 600 lulusan dari program magister TMDG. Lulusan dari program ini pun banyak diminati perusahaan industri game baik dalam negeri maupun luar negeri.
Menurutnya, selain mereka yang memang tertarik di industri ini, banyak juga mahasiswa TMDG yang sebenarnya sudah memiliki perusahaan game sendiri. Namun, mereka berkuliah untuk meningkatkan keahlian di sektor lain seperti tata cara berbisnis atau upaya mencari investor bagi produk yang telah dimiliki.
Selama ini banyak pelaku industri game di Bandung dan Cimahi contohnya, hanya tahu cara membuat game saja. Namun, unsur lain agar game ini bisa dinikmati banyak orang dan dijadikan sebuah bisnis, mereka tak paham secara detail.
"Peserta (kuliah) banyak juga yang sebenarnya mereka developer game. Sambil kuliah mereka membangun komunitas dari dalam dan luar negeri. Karena sebenarnya para mahasiswa ini ada yang sudah bikin film animasi juga atau produk lainnya," papar Ian.