TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mayoritas Pemilih Millennial di Jabar Tidak Tahu Sosok Para Calegnya 

Penyampaian melalui media sosial jadi langkah paling ampuh

instagram.com/kpu_ri

Bandung, IDN Times - Pemilihan umum (pemilu) 2019 menjadi tantangan bagi para calon anggota legislatif (caleg) baik di tingkat pusat maupun daerah. Keberadaan pemilihan presiden (pilpres) yang dilakukan pada waktu bersamaan membuat promosi yang dijalankan para caleg kurang terdengar oleh masyarakat.

Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran Firman Manan mengatakan, pemilih yang saat ini terkesan abai dengan pemilihan legislatif untuk menentukan pada pejabat legislatif adalah para millennial, yang merupakan para pemilih baru. Jika para caleg ini tidak bisa meyakinkan para pemilih tersebut bisa jadi para millennial tidak akan memberikan suara untuk para caleg.

"Mereka (millennal) harus diyakinkan menyangkut dengan visi dan misi, kemudian program yang terkait dengan kepentingan mereka," ujar Firman Manan, Senin (1/4).

1. Lebih banyak masyarakat fokus pada pemilihan presiden

Instagram

Menurut Firman dari lima surat suara pada pemilu 17 April nanti, tidak banyak yang mengetahui siapa saja calon mereka yang nanti akan muncul namanya di surat suara. Masyarakat terlebih para pemilih pemula saat ini lebih tertarik pada pemilihan presiden (pilpres) dibandingkan pemilihan anggota legislatif (pileg).

"Karena hanya dua paslon (pasangan calon) presiden dan wakilnya ini saja yang banyak terekspos media massa," kata Firman.

Dengan kondisi sekarang, mesin partai maupun relawan dan tim sukses dari masing-masing caleg seharusnya bisa bekerja lebih keras untuk menyosialisasikan para caleg yang diunggulkan kepada masyarakat lebih masif.

"Kalau millennial ya harus dikomunikasikan dengan cara yang memang millennial, dan isu prioritas mereka," paparnya.

Dengan kondisi ini, maka kemungkinan para pemilih millennial nantinya hanya akan memilih partai politiknya saja ketimbang sosok caleg dari partai politik tertentu.

2. Caleg yang fokus menggarap millennial masih minim

Novoed.com

Dari pantauan yang dilakukan, Firman menilai hingga sekarang para caleg yang memang fokus menggarap millennial masih sedikit. Program yang ditawarkan caleg sejauh ini terbilang tua dan tidak mampu merambah para millennial dengan berbagai keinginan yang mereka harap dapat dilakukan oleh para caleg.

Misalnya, untuk pertumbuhan lapangan pekerjaan, saat ini caleg hanya berjanji akan mendorong pemerintah membuat lapangan kerja tanpa contoh yang spesifik. "Karena mereka (millennial) ingin bekerja bukan konvensional tapi lebih seperti start up dan IT. Itu yang tidak banyak disampaikan para caleg" paparnya.

Berita Terkini Lainnya