Mahasiswa ITB Rancang Bangunan Lapas yang Memanusiakan Manusia
Ilmu di kampus harus digunakan untuk atasi persoalan warga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat sebuah desain bangunan lembangan pemasyarakatan (lapas) yang lebih manusiawi. Desain tersebut dibuat George Michael, mahasiswa Arsitektur ITB angkatan tahun 2018, dalam tugas akhirnya.
Pria kelahiran Jakarta ini mengerjakan penelitian bertajuk “Memanusiakan Warga Binaaan: Perancangan Lembaga Pemasyarakatan dengan Pendekatan Arsitektur Humanis”. George mengkaji desain lapas/penjara untuk tugas akhirnya. Sebuah topik yang selama ini dianggap tidak penting, kini menjadi sebuah penyadaran luar biasa kepada masyarakat awam.
Ide untuk mengkaji desain lapas dari sisi arsitekturalnya ini muncul dari keprihatinan pribadi George. Selama berkuliah di ITB, George pernah terlibat dalam salah satu kepanitian yang mencanangkan slogan “Memanusiakan Manusia”. Namun, dia merasa bahwa implementasinya di masyarakat nyata masih amat minim.
“Saat itu saya merasa, walaupun sudah sering mendengar slogan ini, tapi tetap saja tidak direalisasikan. Dari hal inilah saya terinspirasi untuk menerapkan prinsip yang sama, namun untuk aplikasi ke desain Lembaga Pemasyarakatan (Lapas),” ujar George dikutip dari laman resmi ITB, Rabu (27/7/2022).
1. Bidang lapas sangat jarang diekpos mahasiswa
Kelancaran George dalam penyelesaian tugas akhir ini tak lepas dari dukungan suportif dosen pembimbing. Di bawah arahan Dr. Ir. Woerjantari Kartidjo, M.T., George selalu diingatkan untuk banyak mengeksplor image (gambaran) dan informasi lapas via buku dan film. Sang dosen pembimbing juga tak lepas memberikan pandangan dan diskusi terkait keamanan dan kebutuhan di Lapas.
George menuturkan, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengambil kasus rancangan lapas, dia sempat memikirkan tempat pembinaan lainnya, seperti Pusat Rehabilitasi Narkoba, Rehabilitasi ODGJ, dan lainnya. Hal ini karena dari dulu saya memang tertarik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dan kemanusiaan.
"Namun, saya akhirnya memutuskan untuk ambil topik ini karena menarik dan jarang dibahas dalam diskursus arsitektur,” ujar George.