TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus COVID-19 di Bandung Naik 10 Kali Lipat dalam Dua Pekan

Sudah ada penambahan kasus 176 dalam sehari

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Bandung, IDN Times - Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan, ada kenaikan kasus COVID-19 di Kota Bandung dalam sebulan terakhir. Bahkan dalam dua pekan terakhir, angka kenaikan per harinya mencapai 10 kali lipat.

"Untuk dua pekan pertama ini ada 73 kasus. Nah pada dua pekan kedua berikutnya ada kenaikan lebih banyak. Bahkan sehari kemarin tertinggi bisa sampai 176 kasus baru," ujar Rosye dalam diskusi di Balai Kota Bandung, Rabu (2/2/2022).

1. Banyak masyarakat Bandung terdeteksi saat lakukan perjalanan

Seorang warga negara asing (WNA) berada di loket lapor diri Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (7/1/2022) (ANTARA FOTO/Fauzan)

Rosye mengatakan, penambahan kasus tersebut didapat karena banyak masyarakat Kota Bandung yang hendak bepergian. Saat mereka diperiksa barulah diketahui yang bersangkutan ternyata sudah terpapar COVID-19.

Ketika seseorang melakukan perjalanan dan diperiksa, maka data diri mereka bisa masuk ke dinas pemerintah daerah tempat domisili. Artinya ketika mereka datang atau akan pergi dari mana pun bisa diketahui oleh dinas yang menjadi domisili tempat tinggal.

"Karena semua sudah terkoneksi jadi mereka bisa didapat datanya. Dan memang dua pekan terakhir ini penduduk Kota Bandung banyak yang positif (COVID-19)," kata dia.

2. Warga diimbau tidak panik

ilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu, Ketua Satgas COVID-19 Kota Bandung Agus Gufron meminta masyarakat tidak panik dengan kenaikan kasus tersebut. Meski demikian protokol kesehatan tetap harus diterapkan secara ketat. Bagaimana tidak, kasus virus corona yang sekarang banyak ditemui yaitu Omicron tetap berbahaya untuk beberapa kalangan masyarakat.

"Tidak panik, tapi tetap waspada dan hati-hati," kata Asep.

Menurutnya, sekarang kasus di negara-negara Asia memang mengalami peningkatan. Berbeda dengan di negara-negara Eropa yang mulai menurun, di mana kasus di sana sebelumnya sudah alami kenaikan.

"Omicron ini varian baru memang tidak begitu berbahaya seperti varian Delta. Walaupun masyarakat tetap jangan abai dengan adanya varian baru ini," katanya.

Berita Terkini Lainnya