Jumlah Balita Stunting di Kota Bandung Naik Jadi 9.657 Pengidap
Angka ini naik dari 2018
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Angka balita yang menderita stunting (gagal tumbuh) di Kota Bandung mengalami kenaikan pada 2020. Dari data Dinas Kesehatan Kota Bandung, angka balita stunting mencapai 9.567 atau 8,93 persen dari 107.189 balita yang telah diukur.
Pada 2018, presentase angka stunting masih berada di 7,56 persen. Kemudian sempat turun pada 2019 menjadi 6,53 persen. Kenaikan presentase pada 2020 disebut karena jumlah balita yang diukur menurun akibat mobilitas terbatas selama pandemik COVID-19.
Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Nilla Avianty mengatakan, dari data yang dihimpun memang ada kenaikan angka stunting. Meski demikian, Pemkot Bandung tidak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk menekanan angka tersebut.
"Jadi untuk tahun ini kita ada 15 kelurahan yang jadi lokasi khusus (lokus) untuk pencegahan stunting. Tahun depan, 2022 juga ada tambahan 15 kelurahan lagi," ujar Nilla dalam diskusi virtual, Selasa (31/8/2021).
1. Pemenuhan gizi penting dilakukan dalam 1.000 HPK
Sementara itu, Ketua Pokja 4 TP-PKK Kota Bandung Eulis Sumiati mengatakan, pihaknya memiliki program Gerakan Bandung Tanginas untuk menekan pertumbuhan angka stunting. Berbagai kegiatan pun dilakukan untuk memastikan gizi ibu hamil, bayi dan balita, serta ibu menyusui terpenuhi.
Hal yang paling mudah adalah pemberian makanan baik protein dan sayur mayur yang disesuaikan dengan usianya. Dengan gizi yang terpenuhi mulai dari ibu hamil, diharap anak yang dilahirkan bisa tumbuh, tidak masuk dalam kategori stunting.
"Kita memberikan makanan yang sehat dan bergizi untuk dikonsumsi selama 1.000 hari pertama kehidupan (HKP)," ungkap Eulis.
Baca Juga: BKKBN: Presiden Teken Perpres untuk Percepatan Penanganan Stunting
Baca Juga: Mendagri Imbau PKK Gerak Cegah Stunting dan Kendalikan Pandemik