TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jelang Lebaran, Harga Ayam, Bawang Merah, dan Terigu Mulai Naik 

Ketersediaan stok bahan pangan di Bulog diklaim aman

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Bandung, IDN Times - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat memantau pergerakan bahan kebutuhan pokok masyarakat jelang perayaan Lebaran. Berdasarkan pantauan yang dilakukan, sejumlah harga kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan.

Kepala Disperindag Jabar Arifin Soedjayana mengatakan, pemantauan harga sembako ini dilakukan di 10 pasar tradisional yang ada di Kota Bandung. Hasilnya, kenaikan mulai terasa pada komoditas ayam boiler.

"Sudah mendekati harga normal Rp33 ribu sampai Rp34 ribu," ujar Arifin dalam konferensi pers, Selasa (19/5) sore.

Dia menyebutkan, sebelumnya harga ayam cenderung turun. Hal ini cukup mengkhawatirkan para peternak karena takut harga jual di pasaran tidak sebanding dengan modal beternak ayam boiler.

1. Warga mulai lebih banyak melakukan konsumsi

IDN Times/Debbie Sutrisno

Kemudian yang harganya mulai merangkak adalah bawang merah. Menurut Arifin, beberapa hari menjelang Lebaran masyarakat memang biasanya meningkatkan konsumsi rumah tangga, salah satunya memasak. Ini kemudian memberi dampak pada serapan bawang merah di pasaran.

Selain itu ada juga terigu yang mulai naik harganya. Kebutuhan yang tinggi dari masyarakat membuat harga terigu melonjak.

"Ini karena masyarakat masih membuat kue. Jadi sekarang stok di Bulog sudah sedikit," ujar Arifin.

2. Sedangkan untuk beras ketersediaannya aman untuk enam bulan ke depan

Pixabay/allybally4b

Meski konsumsi masyarakat dipastikan naik menjelang Lebaran dan pada saat Lebaran, untuk ketersediaan beras sejauh ini masih aman. Arifin menyebut ada sekitar 223.861 ton beras yang tersebar di tujuh cabang Bulog se-Jabar.

"Ini aman untuk enam bulan ke depan," kata dia.

Meski saat ini harga gula masih naik turun, namun Arifin memastikan Bulog juga memiliki ketersediaan stok sekitar 4.821 yang bisa aman sampai dua bulan ke depan.

3. Tidak akan ada kelangkaan gula

Ilustrasi operasi pasar gula pasir di Semarang. Dok. Bulog Kanwil Jateng

Pada Senin (18/5) sore, Lotte Grosir yang terletak di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung,  yang menjadi salah satu tempat warga dalam memperoleh kebutuhan pangan, terlihat ramai pengunjung. Di antara berbagai macam keperluan pangan, hanya satu yang tak dapat ditemui di sana: gula pasir.

Kesulitan pasokan gula sebenarnya sudah diantisipasi oleh manajemen Lotte Grosir Bandung. Ketika masih memiliki stok gula pasir, mereka membuat kebijakan bahwa satu konsumen tak boleh membeli lebih dari 2 kg gula pasir. Namun, pada Senin (18/5) mereka tak lagi memiliki stok gula pasir untuk diniagakan.

Menanggapi stok gula pasir, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, perusahaannya telah mendapatkan alokasi impor untuk 50.000 ton gula kristal putih. Dari alokasi tersebut, sebanyak 21.800 ton gula telah masuk Indonesia melalui pelabuhan Tanjung Priok. Pasokan tersebut pun telah disebar oleh Bulog sejak 5 Mei lalu.

"Memang dari kebutuhan kita 250.000 ton, kuota kita hanya 50.000. Sekarang sudah masuk 21.800 ton, Insyaallah cukup sampai lebaran," kata Tri melalui video conference, Senin (18/5).

Baca Juga: Telur Sentuh Harga Dasar, Peternak Ayam Ras Dipastikan Merugi 

Baca Juga: Perjuangan Petani Kala Pandemik, Jatuh-Bangun Jaga Ketahanan Pangan

Berita Terkini Lainnya