IPB Tawarkan Produsen Mi Gunakan 5 Pangan Lokal untuk Pengganti Gandum
Saatnya manfaatkan pangan lokal untuk ketahanan pangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Masyarakat sempat diresahkan dengan pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang menyebut harga mi instan bisa naik tiga kali lipat. Kenaikan harga tersebut dikarenakan suplai bahan produksi mi, yaitu gandum mulai menipis akibat perang Rusia-Ukraina.
Institut Pertanian Bogor menawarkan kepada para produsen mi instan agar dapat menggunakan hasil inovasi para peneliti yang sudah dilakukan. Rektor IPB Arief Satria menuturkan, lima dasar pangan lokal yang bisa dijadikan substitusi impor gandum adalah jagung, ganyong, sukun, kasava dan sagu.
"207 juta ton (gandum) tertahan di Ukraina dan di Rusia. Ini momentum agar Indonesia semakin berdaulat pangan tidak tergantung pada gandum dan terigu dengan ada inovasi substitusi impor ini," kata Rektor IPB Arief Satria dikutip dari ANTARA, Senin (15/8/2022).
1. Sudah saatnya pemerintah manfaatkan pangan lokal lebih banyak
Arief menyampaikan, saat ini IPB telah menghasilkan inovasi produk mi dari lima bahan dasar lokal itu yang bisa dikerjasamakan dengan para produsen industri mi instan yang berkualitas.
Dengan beragam inovasi itu, Arief berpandangan, sudah saatnya pemerintah memberikan kebijakan rasio impor gandum yang disubstitusi dengan berbagai bahan pangan lokal itu hingga swasembada seperti beras.
"Nah saya usul kepada pemerintah agar ada kebijakan rasio. Jadi setiap kali impor misalnya 10 ton gandum, maka importir harus membeli sekian ton produk lokal, itu kebijakan rasio dan itu bisa bertahap," kata dia.