Dosen ITB Harap Masyarakat Tak Terlalu Percaya Data Hasil ChatGPT
Data dari aplikasi ini didapat dari banyak sumber
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Dalam beberapa tahun terakhir, dunia kecerdasan buatan telah menunjukkan kemajuan yang pesat. Salah satu pencapaian terbaru yang menarik perhatian adalah pengembangan model bahasa alami yang canggih bernama ChatGPT. Model yang dikembangkan oleh OpenAI ini telah mendapatkan popularitas besar karena kemampuannya dalam berinteraksi secara alami dengan pengguna.
Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Ayu Purwarianti mengatakan, ChatGPT adalah salah satu aplikasi Artificial Intelligence, lebih tepatnya di bidang natural language processing yang di dalamnya memanfaatkan Pre-trained Generative Large Language Model. Ini merupakan suatu model Artificial Intelligence yang awalnya dibangun dari data unsupervised.
Ayu menjelaskan bahwa salah satu teknik dalam Artificial Intelligence adalah machine learning yang memanfaarkan sejumlah data.
"Data itu yang nantinya kita masukkan ke dalam algoritma machine learning dan menghasilkan sebuah model Artificial Intelligence karena machine learning itu nantinya akan mempelajari pola yang ada di dalam data. Data ini juga memiliki jenis yang bermacam-macam, pembagiannya dapat berupa data supervised dan data unsupervised," kata Ayu melalui siaran pers dikutip IDN Times, Rabu (17/5/2023).
1. Gabungkan semua data di internet
Head of Artificial Intelligence Center at ITB ini menyebut, untuk mengisi data supervised harus diberikan penambahan label data secara manual. Sebagai contoh, data pada sosial media nantinya akan secara manual diberikan label positif, negatif, ataupun netral oleh seorang data annotator.
Meskipun saat ini juga sudah ada jenis data semi-supervised yang pemberian labelnya secara otomatis, tapi akan ada pengecekan kembali. Ini berbeda dengan data unsupervised yang tidak perlu ada label data dan kedua jenis data ini memiliki tugas yang berbeda.
“Hal yang menarik adalah Pre-trained Generative Large Language Model dibangunnya secara unsupervised. Jadi ChatGPT itu mengumpulkan semua data dokumen yang ada di Internet, termasuk source code, yang kemudian digabungkan tanpa diberikan label. Semua data ini dimasukkan ke dalam algoritma deep learning yang disebut GPT,” kata dia.
Baca Juga: 4 Perbedaan ChatGPT Plus dan ChatGPT Biasa, Lebih Advance
Baca Juga: Cara Mudah Mencoba Google Bard, Kompetitor ChatGPT
Baca Juga: Masyarakat Tak Perlu Khawatir dengan Kecanggihan Teknologi TIK