TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belum Sempurna, Rapid Test Produksi Unpad-ITB Belum Bisa Digunakan

Alat tes ini juga masih tunggu izin edar dari kemenkes

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memasifkan tes massal baik dengan rapid test maupun tes usap atau swab. Untuk memaksimalkan upaya meminimalisir penyebaran COVID-19 ini, Pemprov Jabar rencananya membeli alat rapid test lokal yang diproduksi tim dari Unpad-ITB.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatanan Penanganan COVID-19 Jabar Daud Achmad menuturkan, sejauh ini masih menunggu rampungnya penyempurnaan alat tersebut termasuk izin edar dari Kementerian Kesehatan.

"Alat ini masih berproses di Kemenkes mungkin yah. Jadi Pemprov Jabar belum membelinya," ujar Daud dalam konferensi pers, Selasa (30/6).

1. Siap membeli dalam jumlah banyak

IDN Times/Debbie Sutrisno

Daud menyebutkan, ketika alat ini selesai izin edarnya, maka Pemprov Jabar siap membelinya dalam jumlah besar. Sebab, pemprov sedang menyiapkan rapid test massal di berbagai titik mulai dari stasiun, terminal, hingga tempat pariwisata.

"Kalau sudah oke bisa dibeli secara massal sampai 50 ribu unit PCR-nya," kata dia.

2. Jabar fokus tes masif di tiga zona

IDN Times/Debbie Sutrisno

Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) akan memfokuskan pengetesan masif di tiga zona, yakni pasar tradisional, destinasi wisata, dan stasiun atau terminal. Sebab, potensi sebaran COVID-19 di tiga zona itu tergolong besar.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Ridwan Kamil menuturkan, beberapa waktu lalu sudah ada 69 dari 1.540 pelaku perjalanan di Kawasan Puncak reaktif rapid test. Dia pun mengimbau warga agar menahan diri untuk berwisata.

Emil menyebut, 70 persen kegiatan ekonomi hingga saat ini. Meski begitu, kata ia, sebaran COVID-19 masih terkendali. Hal itu terlihat dari angka reproduksi efektif (Rt) COVID-19 Jabar yang konsisten berada di bawah 1.

Menurutnya, protokol kesehatan AKB sudah mulai diterapkan dalam kegiatan ekonomi, seperti yang terpantau di sejumlah pasar tradisional, dan destinasi wisata.

"Kami juga mendapati ekonomi sudah bergerak. Monitoring dari kami, protokol-protokol kesehatan. Kami meninjau di KBB, di Pangandaran sempat, dan di Kabupaten Bandung, dari mulai kedatangan sudah mulai melakukan pengetesan suhu, antrean berjarak, penjualan tiket online,” ucapnya.

3. Pergerakan lalu lintas meningkat tajam

Petugas medis melakukan tes cepat (Rapid Test) COVID-19 di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (28/6/2020) (IDN Times/Herka Yanis)

Emil menuturkan, selama kegiatan ekonomi dibuka, pergerakan lalu lintas meningkat. Itu menandakan pergerakan ekonomi sudah terjadi, dan kita berharap di akhir Desember (2020) ekonomi Jawa Barat tidak seperti yang diprediksi terburuk, yaitu di bawah nol, tapi masih bisa ada di angka 2 sampai 2,5 persen

Berdasarkan hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, sektor jasa mengalami penurunan mencapai 4,8 persen, dan sektor industri manufaktur menurun 4,2 persen, akibat pandemi COVID-19.

Baca Juga: Mirip Test Pack, Alat Rapid Test Deteksi Virus Corona dalam 15 Menit

Baca Juga: Bisnis Rapid Test di Tengah COVID-19, Produk Lokal hingga Surat Palsu

Berita Terkini Lainnya