Banyak Mal di Bandung Sepi, Minim Tenant, dan Kurang Kegiatan
Harus ada cara khusus agar mal tetap ramai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Geliat perekonomian di Kota Bandung perlahan mulai membaik usai pandemik COVID-19. Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan data BPS Tahun 2022 sebesar 5,41 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 3,76 persen maka pertumbuhan ekonomi tahun 2022 tumbuh positif 1,65 persen.
Sayangnya pertumbuhan ekonomi tersebut bertolak belakang dengan banyaknya mal yang sepi di Kota Bandung. Salah satu yang kondisinya memprihatinkan adalah mal Lucky Square Mall di Jalan Terusan Jakarta. Dari ratusan tempat tenant yang ada hanya puluhan saja yang masih aktif dan terisi.
Untuk diketahui, Lucky Square Mall yang terbagi menjadi lima lantai dan mulai beroperasi sejak Agustus 2008 itu kini hanya menyisakan beberapa toko saja yang aktif.
Kondisi serupa pun terjadi di beberapa mal lainnya, seperti Braga Festival dan Metro Trade Centre. Mal yang diproyeksikan bisa menjadi atraksi wisatawan itu kini tengah dalam kondisi yang tak jauh berbeda dengan Lucky Square Mall.
1. Ketertarikan masyarakat belanja di mal makin berkurang
Terkait kondisi ini, Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bandung Raya menyebut peralihan pola belanja masyarakat menjadi salah satu penyebab beberapa mal di Kota Bandung.
Ketua APPBI Bandung Raya, Handiyanto Lie menjelaskan bahwa faktor lain yang menyebabkan beberapa mal seperti Metro Indah Mal dan Braga Citywalk sepi pengunjung dan banyak kios tenant yang tutup.
"Memang ini merupakan dampak panjang pandemi COVID-19, khususnya untuk beberapa mal yang menyasar segmen menengah ke bawah yang kami kategorikan itu mal trade centre masih pemulihan dan bangkitnya memang lambat sekali," ujar Handiyanto, Selasa (23/5/2023).
Baca Juga: Mau Liburan di Dalam Negeri? Serbu Diskon Hotel-Pesawat di Mal Kokas!
Baca Juga: Sidak ke Pasar Kiaracondong, Ridwan Kamil Keluhkan Kondisi Pasar