TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anak Ayam yang Dibagi Walkot Bandung untuk Pelajar Mati Dimakan Tikus

Padahal belum juga dua bulan pascapembagian nih

IDN Times/Humas Bandung

Bandung, IDN Times - Dua bulan lalu Wali Kota (Walkot) Bandung Oded M. Danial membagikan anak ayam kepada ribuan murid sekolah di Kota Bandung. Pembagian ini merupakan program Oded untuk meminimalisir kecanduan anak-anak kepada ponsel.

Kepala Sekolah SMPN 54 Bandung Ike Fiesta Renny Hapsari menuturkan, anak ayam di sekolahnya dibagikan kepada sekitar 237 murid yang duduk di kelas 7 dan 8. Lalu, dalam memelihara mereka dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari lima orang.

Ike menyebut guru guru pembimbing telah memonitor untuk mengetahui proses pemeliharaan ayam oleh muridnya. Hasilnya, sebagian besar murid terlihat tak kesulitan dalam memelihara, tapi sebagian lain mengaku anak ayamnya sudah mati.

"Cuma mungkin ada beberapa anak yang ayamnya mati itu kemarin karena dimakan tikus. Kendalanya itu. Mungkin disimpannya di bawah. Kemudian sudah diganti sama Dispangtan (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan) dan sudah dipelihara kembali," kata dia melalui sambungan telepon, Jumat (3/12).

Meski demikian, anak ayam pengganti telah diberi melalui Dispangtan Bandung.

1. Dimakan tikus yang ukurannya besar

IDN Times/Debbie Sutrisno

Ike menyebut, jumlah anak ayam yang mati berjumlah sekitar 13 ekor. Sebagian besar anak ayam mati karena dimakan tikus. Padahal selama ini sebagian besar murid mengaku dalam pemberian makanan tidak ada masalah di mana ayam memakan nasi sisa.

"Itu (yang mati) sebagian besar mah dimakan tikus. Itu gak tahu tikusnya besar-besar karena ada bukti fotonya berceceran darahnya. Ada fotonya karena yang monitoring juga minta foto kalau misalnya ada apa-apa segera difoto dan dikirimkan ke guru," kata Ike.

2. Ada juga anak yang merasa malas memelihara ayam

IDN Times/Debbie Sutrisno

Di sisi lain, Ike mengaku terdapat beberapa anak yang merasa malas untuk memelihara lagi setelah anak ayamnya mati. Menurutnya, selama ini guru pembimbing belum memonitor kembali proses pemeliharaan anak ayam karena muridnya sedang libur.

"Memang ada juga sih yang sebagian kecil karena mati, dia tidak segera laporan. Ketika dimonitoring dia laporan. Sepertinya itu yang agak ogah-ogahan mungkin ya," tutur dia.

3. Walkot Oded klaim program ini berjalan baik

IDN Times/Yogi Pasha

Sebelumnya, Oded M Danial mengklaim uji coba program anak ayam atau day old chicken (DOC) kepada para murid Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah berjalan secara maksimal.

Menurut dia, keberhasilan tersebut bisa terlihat dari anak ayam yang diberikan oleh Pemkot Bandung kepada para murid SD dan SMP pada November lalu belum ada yang mati. Selain itu, terlihat pula perkembangan anak ayam yang semakin tumbuh lebih besar.

"Sampai hari ini (anak ayam) belum ada yang mati karena terpantau oleh aplikasi. Besarnya juga sudah cukup bagus," ujar Oded.

4. Kalau program ini hasilnya positif pasti akan diteruskan

IDN Times/Debbie Sutrisno

Jika Chickenisasi tersebut berhasil, Oded mengatakan, pada 2020 akan dijadikan program kerja pemerintah secara resmi. Namun untuk alokasi anggaran tidak dari APBD Kota Bandung, melainkan tetap menggunakan dana CSR.

"Kalau tahun ini berhasil saya kira akan kita jadikan program di tahun depan. Belum masuk ke APBD karena programnya belum masuk. Tetapi Insya Allah pakai CSR juga bisa karena modalnya enggak gede paling Rp100-200 juta," katanya.

Baca Juga: Jadi Pecinta Ayam, 10 Potret Kekeyi Bersama Ayam Kesayangannya

Baca Juga: Chickenisasi Berhasil, Oded Bakal Tambah 10 Ribu Anak Ayam di Bandung

Berita Terkini Lainnya