Air Limbah Sungai Citarum Kini Bisa Diminum, Ini Caranya
Pengolahan bisa menghasilkan ribuan liter air bersih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Air di Sungai Citarum terkenal dengan kondisinya yang kotor. Bahkan warna air di sungai ini pun kerap pekat hitam. Belum lagi bau menyengat yang ditimbulkan limbah pada air tersebut menyegak hidup.
Meski air di Sungai Citarum kotor karena limbah, berkat kecanggihan teknologi, air tersebut mampu disihir menjadi bersih dan berwarna bening layaknya air pegunungan. Alhasil air penyulingan ini bahkan mampu langsung dikonsumsi seperti air dalam kemasan mineral.
Penyulingan air limbah ini dilakukan di Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. Di tempat ini terdapat penyulingan dari sebuah perusahaan swasta yang memang fokus dalam penanganan limbah industri.
Teknisi alat instalasi penyulingan, Atep Wapamudin, menuturkan, dengan adanya alat penyulingan ini maka air limbah yang kotor bisa diubah menjadi jernih dan bakterinya juga hilang. Dengan demikian, air tersebut bisa digunakan warga baik untuk mandi, cuci pakaian, air minum.
1. Bisa mengolah 50 ribu air bersih per hari
Atep mengatakan, mesin penyulingan ini bisa menyediakan kebutuhan air bersih bagi masyarakat sekitar mencapai 50 ribu liter per hari. Sedangkan untuk kebutuhan air minum langsung, per harinya hanya bisa menyediakan sekitar 8 ribu liter.
Dia menjelaskan, dalam proses awal air dari limbah disedot ke dalam tangki air. Di dalam tangki akan ada pemisahan partikel dan polutan kecil dengan air baku. Setelah selesai air dari Sungai Citarum itu kemudian dimasukkan ke alat mixing. Melalui alat ini akan ada pengendapan kotoran dengan bantuan zat kimia tertentu.
Air yang terangkat dari endapan kemudian akan menuju bak yang dialirkan ke ua tabung sebagai alat penyaringan partikel kecil nano mikro logam, zat garam, dan zat berbahaya lainnya.
"Nah di proses terakhir ada pembunuhan bakteri e-coli, sehingga air aman untuk diminum," kata Atep menjelaskan, Sabtu (21/9).
Baca Juga: Panglima Hadi: Proses Pembersihan Citarum Capai 40 Persen
Baca Juga: KLHK-Tim Gabungan Bebaskan DAS Citarum dari Tambang dan Kebun Ilegal