TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

40 Orang Meninggal Akibat Dampak Bencana di Jabar Selama Januari 2021

Waspada bencana masih mengincar kita

Ilustrasi jenzah. (IDN Times/Sukma Shakti)

Bandung, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat merilis data terbaru bencana yang terjadi selama Januari 2021. Dari data yang dihumpun terdapat 225 bencana alam di Jawa Barat.

Mayoritas bencana tersebut adalah gerakan tanah mencapai 137. Kemudian ada banjir mencapai 25, angin puting beliung 51 kejadian, kebakaran hunian 9 kejadian, dan gelombang pasang tiga kejadian.

Dari berbagai bencana yang terjadi mengakibatkan 40 orang meninggal dunia. Sementara mereka yang terdampak mencapai 28.059.

1. Masyarakat diimbau waspada khususnya di daerah rawan bencana

Ilustrasi Longsor (IDN Times/Mardya Shakti)

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar Budi Budiman Wahyu menuturkan, kondisi hujan yang deras memang bisa menimbulkan bencana, termasuk longsor. Dia pun berharap masyarakat tetap waspada di tengah kondisi sekarang karena intensitas hujan masih tinggi.

"Diharapkan memang waspada saat terjadi hujan besar di daerah rawan," ujar Budi, Senin (15/2/2021).

2. BPBD Jabar siapkan berbagai antisipasi bencana

ilustrasi Petugas BPBD PPU distribusikan makanan buat warga korban banjir (IDN Time/Dok BPBD PPU)

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Dani Ramdhan, pihaknya sudah menyiagakan seluruh potensi yang ada untuk menghadapi kemungkinan bencana seperti banjir, angin puting belitung dan pergerakan tanah, termasuk koordinasi dengan BPBD Kabupaten Kota.

Dia menuturkan, angka kebencanaan memang meningkat. Namun ada pergeseran daerah yang terdampak di mana sebelumnya ada di Jabar Selatan seperti Sukabumi, Pangandaran, Ciamis, Garut, Tasik, Bogor. Nanti akan bergeser ke wilayah Tengah seperti Bandung dan sekitarnya.

"Hingga Desember, lalu puncaknya di bulan Januari Februari merata ke seluruh Jabar," ujar Dani.

Beberapa langkah kesiapsiagaan sedang dilakukan BPBD Jabar dan BPBD Kabupaten Kota serta instansi lain seperi PU, Dinsos, Dinkes dan lain-lain.

"Kami sedang meningkatkan kesiapsiagaan bersama BPBD kabupaten kota di antaranya rapat koordinasi kontigensi dan rencana aksi di tingkat provinsi dan kabupaten kota, kemudian apel siaga baik secara fisik maupun virtual, selanjutnya simulasi mitigasi dan terakhir adalah susur sungai," jelasnya.

Menurut Dani kebanyakan bencana hidrometeorologi itu berasal dari sungai. Oleh karena itu susur sungai bertujuan memeriksa keadaan sungai untuk memastikan tidak ada hambatan aliran air.

"Kita periksa keadaan sungai seperti kondisi ketahanan tanggul, hambatan yang disebabkan sampah atau penyempitan dan lain-lain," tandasnya.

Baca Juga: Diskar PB Bandung: Kasus Bencana Alam 2020 Meningkat Dibandingkan 2019

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, BPBD Jabar Minta 5 Daerah Ini Waspada Bencana

Berita Terkini Lainnya