3.000 Penari Akan Ramaikan Hari Tari se-Dunia di Kota Bandung
Mereka akan menari 24 jam tanpa berhenti
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Masyarakat Seni Rakyat Indonesia (Masri) akan menggelar perhelatan kebudayaan dalam bentuk tarian untuk memperingati hari tari se-dunia atau World Dance Day yang telah di tetapkan oleh Unesco pada 29 April 1982 silam. Tak tanggung-tanggung 3.000 penari dari berbagai daerah di Jawa Barat (Jabar) dan luar Jabar bakal ikut serta.
Puncak kegiatan ini bakal diselenggarakan pada 28 April di kawasan car free day (CFD) Ir H Djuanda. Para penari akan silih berganti melakukan harian selama 24 jam penuh.
Ketua sekaligus kreator pentas Ronggeng Geber, Masnanu munajar Dahlan (Muda) atau akrab disapa Abah Nanu mengatakan, tarian Ronggeng Geber sengaja dipilih sebagai kesenian yang akan ditampilkan karena kental dengan nuansa khas Jawa Barat. Tarian ini juga erat kaitannya dengan budaya masyarakat agraris di Jawa Barat yang pada masa lalau rutin digelar sebagai bentuk syukuran atas hasil pertanian.
"Tapi saat ini, seiring dengan berkurangnya lahan agraris di Jawa Barat terkhusus di Kota Bandung tarian ronggeng juga semakin hilang, dengan kegiatan ini semoga masyarakat bisa teringatkan pentingnya menjaga seni tradisi lokal," ungkap Abah Nanu saat jumpa pers, Senin (22/4).
1. Tarian ini merupakan rasa syukur atas hasil bumi
Abah Nanu menuturkan, Ronggeng bisanya dilakukan saat hasil pertanian khususnya padi sudah selesai di panen, sebelum dimasukan ke gudang gabah atau yang dalam bahasa sunda disebut leuit. Namun sekarang leuit sudah mulai hilang dan tidak digunakan karena para petani juga sudah menggunakan teknologi modern untuk menyimpan maupun mengolah padi.
Sementara itu, 'geber' merupakan kosa-kata yang berkaitan dengan kipas tradisional berbahan bambu atau biasa disebut hihid. Geber dalam hal ini bisa diartikan dengan mengipasi.
"Jadi geber itu secara filosofiskan meniupkan angin, dengan ronggeng geber ini diharapkan, suasana masyarakat yang berada dalam kondisi panas bisa menjadi dingin," kata Abah.
Selain itu, kata Abah, jika geber diterapkan dalam proses menghidupkan api. Maka bisa diartikan memanas kan yang dingin.