2.292 Anak-anak di Jabar Alami Masalah Gangguan Kejiwaan
Waspadai kecanduan anak terhadap gawai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Perkembangan masalah kejiwaan yang menyerang anak-anak di Jawa Barat jumlahnya cukup besar. Dari data yang dihimpun Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat (Jabar), per September 2019 sedikitnya terdapat 2.292 anak-anak dengan rentang usia 0-12 tahun yang masuk dalam kategori orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).
Sedangkan selama 2018, jumlah anak-anak yang ODMK tinggi mencapai 3.817. Angka ini melesat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya di mana pada 2014 jumlahnya mencapai 2.135, 2015 sebanyak 2.508. Untuk tahu 2016 dan 2017 bahkan angkanya paling besar mencapai 4.418 dan 4.509 jiwa.
Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Elly Marliyani mengatakan, anak-anak yang datang ke RSJ Jabar mengalami persoalan beragam yang membuat mereka masuk dalam kategori ODMK. Misalnya, ada dari mereka yang terganggu kejiwaannya karena kondisi lingkungan. "Jadi mereka di-bully oleh teman sekolah," ujar Elly usai peringatan Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia di RSJ Jabar, Rabu (23/10).
Selain itu, dengan perkembangan jaman sekarang banyak anak-anak yang sudah mulai berpacaran sedari kecil. Dan ketika mereka diacuhkan atau diputuskan oleh pasangannya kemudian berdampak pada kondisi kejiwaan.
1. Kondisi keluarga sangat berpengaruh pada kondisi anak
Menurut Elly, kondisi sebuah keluarga sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Ketika keluarga tersebut acuh dan tidak mendidik anak secara benar, maka bisa jadi penyebab-penyebab yang bisa menjadi seseorang ODMK semakin kuat.
Dengan demikian keluarga khususnya ayah dan ibu harus melakukan pengawasan melekat. Meskipun memberikan waktu kepada anak untuk bisa sendiri, tapi orang tua harus menyediakan waktu disela-sela kesibukan sehari-hari.
"Ada proporsi waktu untuk anak-anak, proporsi waktu untuk kebersamaan, karena dengan kebersamaan di antara anak,ibu, dan ayah di dalam keluarga itu mengisi sesuatu kekosongan pada diri anak-anak," ujar Elly.
Waktu bersama keluarga bagi anak menjadi penting. Dalam momen ini orang tua juga bisa bertanya mengenai perasaan anak-anak yang selama ini tidak diperlihatkan. Sebab isi hati seseorang termasuk anak pasti ada yang tidak diketahui orang lain termasuk ayah ibunya sendiri.
Baca Juga: Apa itu ODGJ? 5 Hal Penting Ini Perlu Kamu Tahu Tentang Gangguannya
Baca Juga: Batasi Gawai, Wali Kota Bandung Bakal Beri Siswa SD Anak Ayam Kampung