Warga Kampung Cirendeu Gelar Ritual Peringati Peristiwa TPA Leuwigajah
Tragedi longsor sampah di eks TPA Leuwigajah dijadikan HPSN
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cimahi, IDN Times - Tragedi longsor sampah di tempat penampungan akhir (TPA) Leuwigajah 15 tahun silam menyisakan luka mendalam bagi warga Kota Cimahi.
Peristiwa nahas yang terjadi 21 Februari 2005 lalu itu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Tercatat, dalam peristiwa tersebut sebanyak 157 jiwa melayang.
Bukan hanya itu, dua kampung di sekitar TPA Leuwigajah, kini hilang dari peta wilayah karena tergulung longsoran sampah. Tragedi ini sontak memicu perhatian masyarakat.
Singkat cerita, tanggal terjadinya insiden itu dicanangkan sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
1. Ritual untuk 157 warga yang tertimbun
Untuk memperingati itu, warga Kampung Adat Cirendeu bersama masyarakat serta yang berada di kawasan itu menggelar upacara adat bersama.
Massa yang sudah berkumpul, kemudian bergerak ke tebing eks TPA Leuwigajah dengan membawa bunga dan air.
Sesampainya di tebing, bunga yang dibawa kemudian ditabur di titik longsor. Ritual itu dilakukan untuk mengenang dan mendoakan para korban yang tewas dalam tragedi kala itu.
"Kita yang masih punya kepedulian terhadap korban, saudara kami yang saat tertidur, bahkan saat itu melakukan ritual ikut tertimbun. Kita lakukan ritual tabur bunga," ungkap Ais Pangampih Kampung Adat Cireundeu Abah Widi saat ditemui usai upacara adat, Jumat (21/2).