Mengintip Labkesda Jabar yang Katanya Bisa Tes Swab 1.200 Kali Sehari
Tes masif didorong untuk pemetaan persebaran COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Dalam upaya memetakan penyebaran COVID-19 di Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan tes masif dengan alokasi 63 ribu alat Rapid Diagnostic Test (RDT) bagi 27 kabupaten/kota, rumah sakit, instansi vertikal, institusi pendidikan, serta pesantren.
Hasil dari rapid test itu untuk mengetahui letak persebaran pasien terjangkit. Dengan demikian, langkah untuk penanganannya seperti tracking pasien akan lebih mudah.
Di sisi lain, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat dinilai penting untuk melakukan validasi dari hasil rapid tes yang dilakukan di daerah. Labkesda Jabar diklaim mampu melakukan tes swab sampai 1.200 kali per hari.
Ratusan kasus positif yang dilaporkan di Jabar, sedikitnya dipastikan melalui lima tahap pemeriksaan di Labkesda Jabar yang bekerja sama dengan ITB dan Unpad. Lima tahap tersebut yakni proses ekstraksi, real time PCR (Polymerase Chain Reaction), interpretasi hasil, verifikasi, dan validasi.
Terhitung, per Rabu 8 April 2020, Labkesda Jabar sudah menerima 2.128 sampel terduga COVID-19 yang masuk, 1.642 di antaranya sudah mendapatkan hasil yaitu 209 positif dan 1.433 negatif. Sisanya, 486 sampel masih dalam antrean alias mengalami bottle neck.
"Hasil lab ini penting untuk perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada penanganan COVID-19 misal untuk sampel positif dapat menentukan tindak lanjut therapy, perputaran ruang isolasi, rawat inap di rumah sakit, atau kepulangan pasien," ungkap Kepala UPTD Labkesda Jabar drg. Ema Rahmawati melalui keterangan resminya, Kamis (9/4).
1. Laboratorium periksa sample siapa saja?
Ema mengatakan, sumber pemeriksaan yang akan dites yakni sampling nakes (tenaga kesehatan) risiko tinggi di rumah sakit, sampling PDP (Pasien Dalam Pengawasan) di rumah sakit, serta sampling Labkesda kabupaten/kota terhadap hasil rapid test, ODP (Orang Dalam Pemantauan), maupun OTG (Orang Tanpa Gejala/asimtomatis).
"Selain itu, bisa juga dari kegiatan sampling yang dilakukan kami sendiri, salah satunya terhadap klaster GBI Lembang," ujar Ema.