Pemkot Bandung Akui Kenaikan Kasus COVID-19 Akibat AKB yang Longgar
Wali Kota Bandung salahkan warganya sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengaku bahwa terjadinya kenaikan kasus virus corona (COVID-19) diakibatkan karena Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang diperketat namun tidak berjalan optimal.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan, berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak masyarakat yang sudah abai terhadap protokol kesehatan. Hal ini dirasakannya banyak ditemukan di sejumlah pusat keramaian.
"Masyarakat saat ini sudah seperti merasa tidak ada lagi COVID-19. Nah ini persoalannya," ujar Oded di Balai Kota Bandung, Jumat (13/11/2020).
1. Warga tidak patuh sejak AKB pertama diterapkan
Kemudian, Oded mengakui bahwa tingkat kepatuhan warga terhadap Perwal AKB menurun setiap periodenya. Berdasarkan data dari aplikasi pemantauan lapangan, kepatuhan warga dari periode satu ke periode dua mengalami penurunan sebesar 2,08 persen.
"Selanjutnya kepatuhan warga dari periode dua ke periode tiga hingga 12 November 2020 ini mengalami penurunan sebesar 8,24 persen," ungkapnya.
Baca Juga: Jaga Kelestarian Lingkungan, Pemkot Bandung Tanam 21.600 Bibit Pohon
Baca Juga: Epidemiolog Minta Pemkot Bandung Tak Asal Perketat AKB