TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Orang Tua Murid Sebut PPDB Kota Bandung 2020 Bikin Stres

Sistem online dinilai banyak error

Ilustrasi pendaftaran PPDB Bandung 2020. IDN Times/Azzis Zulkhairil

Bandung, IDN Times - Sejumlah orang tua calon siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Bandung akui stres mengurus Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) 2020. Mereka menyebut ada perbedaan soal zonasi di wilayah dan di laman online.

Salah satu orang tua siswa yang mengakui stres mengurus PPDB 2020 yakni Dedi Rahmat, Ia mengatakan ada aturan berbeda dalam PPDB tahun ini. Pada 2019 masih ada jalur kombinasi, sesangkan saat ini tidak ada.

"Tahun sebelumnya masih ada jalur kombinasi, artinya jarak sama prestasi dihitung, sekarang kan tidak ada jalur tersebut," ujar Dedi saat ditemui di Kantor Disdik Kota Bandung, Jalan Ahmad Yani, Senin (29/6).

1. Eror my location banyak dikeluarkan orang tua siswa

Dedi menuturkan, dengan menggunakan model pendaftaran secara online seperti saat ini, justru ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam sistem zonasi dan perpindahan orang tua. Menurutnya, jarak dari rumah ke sekolah jika dihitung secara offline, sudah sesuai aturan. Namun, ketika daftar online jarak berubah.

"Eror may location pada sistem online. Stres saya, pada 2014 sudah ikut proses PPDB. Tahun 2020 bikin bingung," ungkapnya.

2. Nama siswa juga ada yang hilang

Selain itu, orang tua siswa lainnya, Depi Suryadin mengatakan, pada PPDB 2020 cukup memusingkan. Nama anaknya yang hendak mendaftar SMP 50 justru hilang dalam sistem online. Menurutnya, harusnya tidak tergeser karena jarak rumah dan sekolah hanya 900 meter.

"SMP 50 secara zonasi paling dekat ya SMP 50, ini sudah masuk jalur zonasi. Kamis malam daftar data sementara sudah masuk. Jumat malam nama anak hilang," katanya.

Baca Juga: Pendidikan Kota Bandung Belum Merata, Masalah PPDB Masih Itu-itu Saja

3. Proses PPDB dinilai lumayan membuat pusing

Lebih lanjut, Depi menuturkan, Ia baru pertama melakukan proses pendaftaran PPDB. Pengalaman pertama tersebut menurutnya cukup membingungkan dan membuat pusing. Ia juga belum mengetahui kenapa tiba-tiba nama anaknya hilang dari laman PPDB.

"Saya baru pertama, lumayan memusingkan dan pergesersnya itu. Penerimaan SMP 50 juga hanya 133 siswa," jelasnya.

Baca Juga: Sukabumi Masuk Zona Hijau, Sekolah Bisa Buka Seperti Biasa

Berita Terkini Lainnya