TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Tempe Naik, Pemprov Jabar: Kedelai Subsidi Sudah Disalurkan

Bantuan kedelai diberikan oleh Bulog

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Iendra Sofyan (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Bandung, IDN Times - Pengrajin tahu dan tempe di Jabar resmi menaikkan harga jual. Mereka terpaksa menetapkan pilihan itu lantaran harga kedelai impor yang kini menjadi bahan baku mengalami kenaikan.

Misalnya, pabrik tahu di Sentra Produksi Cibuntu, Kota Bandung, yang telah menaikkan harga tahu dari Rp50 ribu menjadi Rp60 ribu per papan serta tempe dari Rp12 ribu menjadi Rp13 ribu per kilogram.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Iendra Sofyan mengatakan, saat ini pemerintah pusat melalui Bulog tengah menyiapkan bantuan kedelai untuk para perajin tahu di Jabar.

"Berdasarkan data Bulog, sampai tanggal 12 Oktober 2022, dari 17 kabupaten/kota yang diberi subsidi kedelai sebesar Rp1 ribu per kilogramnya. Provinsi Jabar menempati urutan pertama," ujar Iendra pada acara diskusi bersama media dan mahasiswa di Bandung, Selasa (17/10/2022).

1. Jabar paling tinggi dapat bantuan

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Iendra Sofyan (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Iendra memastikan, bantuan kedelai untuk para perajin terus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. Menurutnya, dengan adanya bantuan itu, harga jual tahu dan tempe bisa kembali normal.

"Jabar paling besar, ada 30.365.000 kilogram. Paling besar kedua Jatim, yakni 11,7 juta kilogram, dan Jateng ketiga sebanyak 10,7 juta kilogram. Realiasasi sampai 12 Oktober 2022 total realiasi sudah 32 juta (untuk Jabar) sudah melebihi," ungkapnya.

2. Petani jarang yang mau menanam kedelai

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Iendra Sofyan (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Meski begitu, Iendra menjelaskan, persoalan yang saat ini dialami para pengrajin tahu dan tempe ini biasa terjadi. Hal ini disebabkan, pengrajin masih tergantung kedelai dari luar negeri. Adapun untuk kedelai lokal, para petani juga masih belum mengoptimalkan potensi ini.

"Menurut kadis pertanian di sejumlah daerah, para petani kurang tertarik. Sudah mencoba, karena untungnya tidak besar. Yang kedua, mungkin dipengaruhi hasil produk yang tidak sebagus dari luar negeri," tuturnya.

Baca Juga: Pengrajin Tahu-Tempe Batal Mogok Produksi, tapi Naikkan Harga Jual

Baca Juga: Resep Tempe Lada Hitam ala Devina Hermawan, Opsi untuk Vegetarian

Berita Terkini Lainnya