TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kronologi Lengkap Janda Bandung Wiwin Sunengsih Dibunuh Mantannya

Permintaan menikahi pelaku ditolak, berujung kematian korban

Ilustrasi kasus pembunuhan. (IDN Times/Cije Khalifatullah)

Kab.Bandung Barat, IDN Times - Kasus pembunuhan sadis janda Kabupaten Bandung Barat, Wiwin Sunengsih, mulai terungkap. Terduga kasus pembuhunan, Mulyadi, melakukan aksi keji itu karena sakit hati, lantaran korban enggan diajak menikah.

Hal tersebut diketahui usai Kepolisian Resor Cimahi menelusuri bagaimna awal mula keluarga korban pembunuhan sadis asal Kampung Gunung Bentang RT 04 RW 14, Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ditemukan meninggal dunia, pada Minggu (08/5/2022) lalu.

Lima hari sebelum peristiwa sadis itu terjadi, keluarga didampingi oleh Ketua RT dan Ketua RW sempat berniat untuk melaporkan pelaku lantaran tak henti-henti melakukan teror dengan ancaman pembunuhan berantai satu keluarga.

"Betul pada hari Selasa tanggal 3 Mei 2022, Bhabinkamtibmas kami, Aipda Deden Supriadi menerima laporan via telepon oleh bapak RT dan RW," ujar Kapolres Cimahi, AKBP Imron Ermawan di Mapolres Cimahi, Rabu (12/5/2022).

1. Sebelum peristiwa pembunuhan, korban pun sempat mengalami serangkaian teror

Ilustrasi TKP Pembunuhan (IDN Times/Aditya Pratama)

Imron pun menuturkan, telepon tersebut memberi penjelasan terkait teror yang dialami oleh pihak keluarga Wiwin oleh Mulyadi.  

"Bahwa pak Mimin (ayah korban) dan keluarganya pada saat itu mengadu terkait adanya penggedoran dan pengancaman kepada keluarga bapak Mimin, khususnya kepada almarhumah Wiwin Sunengsih oleh diduga (pelaku) atas nama Mulyadi,” tutur Imron.

Bermula dari laporan awal itu, Aipda Deden Supriadi menyarankan agar pihak keluarga mebuat laporan pengaduan terkait adanya pengancaman ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) di Mapolsek Padalarang.

"Di Polsek Padalarang diterima oleh bapak Kepala SPK. Yang di-SPK pada saat itu ada dua orang dan diterima oleh Aiptu Iwan Setiawan dan Bripka Suhendi. Kurang lebih sekitar pukul 20.30 WIB, dua SPK ini menerima Pak Mimin dan rombongannya," kata Imron.

2. Keluarga sempat mengadu teror yang dilakukan Mulyadi

Ilustrasi penganiayaan (IDN Times/Sukma Shakti)

Oleh karena itu, saat itu juga ayah korban menceritakan seluruh kejadian teror yang dilakukan pelaku terhadap keluarganya. Dari mulai penggedoran, pencokelan rumah, sampai pada ancaman pembunuhan.

"Mengingat bahwa ini diduga ada suatu pidana kemudian bapak dua SPK ini memanggil piket Reskrim atas nama Aiptu Masdi. Kemudian, bapak Aiptu Masdi dan SPK mendengar kembali pengaduan yang disampaikan bapak Mimin terkait beberapa hal ancaman yang sudah terjadi sebelum tanggal 3 Mei," tutur Imron.

Berdasarkan keterangan dari pihak kelauarga, ternyata memang benar Wiwin dan terduga pelaku teror atas nama Mulyadi memiliki hubungan spesial. Hal tersebut dapat diketahui, karena memang keduanya sempat pacaran namun kemudian Wiwin memilih untuk menyudahi hubungan mereka dan menolak pinangan dari Mulyadi yang ingin menikahinya.

Pihak keluarga dan korban menolak ajakan menikah pun bukan tanpa alasan. Mulyadi diketahui memang kerap ringan tangan terhadap korban, serta tak jarang pula melontarkan perkataan yang menyinggung perasaan korban hingga pihak kelurga.

"Karena ada rencana menikah, kemudian SPK maupun piket Reskrim menyarankan baiknya bagaimana. Apalagi keduanya ada hubungan rencana menikah. Akhirnya, disarankan untuk mediasi. Pak Mimin dan pak RT dan pak RW bersedia untuk dilakukan mediasi karena masih ada tetangga dan sebagainya," ujar Imron.

Baca Juga: Terlibat Pembunuhan, Kolonel Priyanto Merasa Bersalah Coreng Citra TNI

Baca Juga: Menikahi Janda, 9 Seleb ini punya Dua Anak Sambung

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Janda di Natar Serahkan Diri, Dipicu Sakit Hati

Berita Terkini Lainnya