Kisah Eks Angota NII, Dari Terpikat Cinta hingga Rayuan Penghuni Surga
Kini merasa menyesal, ingin mengajak kolega kembali ke NKRI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabupaten Bandung, IDN Times - Jaringan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) kembali menyita perhatian publik, NII terus menggerakan aktivitas anggotanya meski sudah dinyatakan sebagai gerakan terlarang di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu terbukti dari beberapa wilayah Jawa Barat seperti di Tasikmalaya, Kabupaten Garut, hingga Kabupaten Bandung pada Senin (30/5/2022), ada 49 orang dari eks anggota NII yang mencabut janji setianya, dan memilih kembali pada pangkuan NKRI.
Ada cerita yang menarik untuk kita dicermati dari eks anggota NII, seperti dialami Iwan Tarmana (45) alias Walid Mubarok yang memberikan kesaksian hidupnya selama 24 tahun usai membai'atkan dirinya terhadap gerakan tersebut. Ia mengaku sebelumnya telah 7 kali berbai'at kepada NII, dengan alasan pertama justru hanya terpikat urusan cinta terhadap perempuan yang kini menjadi istrinya.
"Jadi saya masuk NII itu ibaratnya karena dijebak urusan cinta. Kebenaran yang ngajak saya pertama untuk bergabung itu adalah perempuan yang sekarang menjadi istri saya," ujar Iwan saat ditemui IDN Times, di Aula Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (30/5/2022).
Lantas apalagi selain karena urusan terjebak cinta hingga menjerumuskannya ikut serta aktif di NII, berikut rangkuman IDN Times :
1. Penyesalan eks anggota NII yang kini sudah kembali ke pangkuan NKRI
Selama melakukan aktivitas dalam gerakan NII tersebut, Iwan pun bercerita dirinya harus merelakan rumah miliknya dijual begitu saja demi membayar program infaq yang tiap bulannya harus ia penuhi.
"Ternyata setelah kami teliti mereka (gerajan NII) intinya hanya cari uang saja, makanya programnya hanya infaq-infaq saja, seperti itu pak pengalaman saya, bahkan saya harus rela menjual rumah saya", kata Iwan.
Meski sebetulnya ia pun mengaku, secara darah daging soal pemahaman terkait NII telah ia dapatkan dari semasa kecilnya. Pasalnya ternyata orang tua Iwan pun adalah kader Darul Islam (DI) yang berasal dari wilayah Malangbong, Kabupaten Bandung.
"Kenapa saya selalu bergabung dengan kelompok NII, karena saya ini adalah kader ideologis, Bapak saya itu eks Darul Islam (DI) dari wilayah Malangbong, Kabupaten Garut, jadi saya adalah turunan NII dari sejak kecil, jadi tidak membuat saya ragu," tutur Iwan.
Disisi lain ia pun kini seolah menyesal pernah terjerumus dalam gerakan NII tersebut, pasalnya masih banyak koleganya yang enggan mengikuti jejak dirinya yang sudah memutuskan kembali kepangkuan ibu pertiwi NKRI.
"Mudah-mudahan dengan kegiatan deklarasi seperti ini, kawan-kawan yang masih aktif bisa mengikuti kembali ke NKRI, walaupun resikonya itu lebih besar," kata Iwan.
Memang berat baginya ketika mengambil sikap untuk kembali kepangkuan ibu pertiwi NKRI, bahkan keamanan bagi keluarganya pun sempat ia khawatirkan.
"Saya sebelumnya ketika ditawari menyampaikan testimoni untuk kembali ke NKRI selalu menolak, karena memikirkan keamanan saya sebelumnya, saya itu memilki 9 orang anak kalau diculik satu saja berat bagi saya," ujar Iwan.