TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Lebih Dekat Produk Bola Asal Majalengka 

Sudah jadi langganan di ajang Piala Dunia

www.sukita.info

Majalengka, IDN Times - Indonesia memang tidak pernah bermain di kompetisi Piala Dunia. Namun setidaknya, kita patut berbangga karena Indonesia akan selalu ambil bagian dalam kompetisi tersebut, baik dari latihan para tim peserta, pertandingan pembuka, hingga laga final.

Sebab, bola yang digunakan dalam kompetisi bergensi kelas internasional tersebut ternyata di buat di Majalengka, Indonesia. Menariknya lagi, pabrikan bola yang bertempat di Jawa Barat ini ternyata bukan pertama kalinya.

Bagaimana bisa? Berikut ulasan IDN Times.

1. Diuntungkan dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean

isamas.blogspot.com

Setelah mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), perlahan tapi pasti dampaknya mulai dirasakan pengusaha di Kabupaten Majalengka, tak terkecuali pengusaha bola Triples di Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten.

Seperti diungkapkan General Manager PT Sinaraga Santika Sport, Jefry Romdony mengatakan, diberlakukannya MEA  saat ini belum begitu berpengaruh terhadap industri bola Majalengka.

Namun kata dia, lambat laun adanya MEA akan berpengaruh terhadap produksi bola asal Majalengka sebab bakal bersaing dengan barang produk luar negeri yang bebas masuk ke Indonesia. “Yang terpenting, Kualitas harus tetap dipertahankan untuk bisa menjadi yang terbaik,” ujar Jefry.

Menurutnya, beberapa tahu kebelakang, bola Majalengka bisa masuk ke kawasan Asean seperti Malaysia dan Brunai Darussalam. Tetapi, kini produksi bolanya justru tengah ekspor ke kawasan timur tengah. “Kita harus tetap optimistis dengan  diberlakukannya MEA ini dengan selalu menjaga dan meningkatkan kualitas SDM maupun kualitas produk,” ujarnya.

2. Terbentuk pabrik bola Majalengka sejak 1994

www.daerahkita.com

Bola dari Majalengka dibuat dari PT Sinjariga Santika Sport. Pabrik bola Majalengka yang berada dalam naungan PT Sinjaraga Santika Sport (Triple S) ini didirikan oleh Irwan Suryanto yang juga menjabat sebagai direktur dalam pabrikan bola tersebut.

Sebelum menjadi pengusaha bola yang sukses, Irwan pernah bekerja dari titik nol yaitu sebagai kuli, kernet, dan juga sopir angkutan umum. Singkat cerita, Irwan yang juga gemar olahraga tenis ini pernah menjadi salah satu pengurus pusat Persatuan Olahraga Tenis Indonesia.

Dari sinilah awal kesuksesan Irwan dimulai. Di tempat bekerjanya ini, ia bertemu dan berkenalan dengan investor asal Korea bernama Kim yang membuatnya beralih pekerjaan menjadi pebisnis dalam bidang peralatan olahraga.

Pada tahun 1994, berdasarkan saran dari Kim, Irwan meminjam dana sebesar 300 juta rupiah untuk membangun pabrik bola di tempat asalnya tersebut. Akhirnya di tahun tersebut berdirilah PT. Sinjaraga Santika Sport. “Saat itu Kim bilang jangan tanggung-tanggung, harus standar internasional,” jelasnya.

Awalnya, Irwan memutuskan untuk melepas 20 pemuda dari Majalengka untuk melakukan pelatihan produksi di Korea. Tujuannya jelas supaya kualitas barang produksi yang dijual maksimal dan dapat diterima di dunia.

Seiring berjalannya waktu, Irwan akhirnya mempunyai 500 karyawan dan mulai mengekspor bola hasil buatannya sendiri.

3. Jadi langganan di Piala Dunia dan Euro Cup

google

Telstar 18, bola hasil buatan dari Majalengka yang digunakan di Piala Dunia 2018 kemarin. Sukses Irwan Suryanto bersama PT. Sinjaraga Santika Sport di tahun 1998 akhirnya terus berlanjut. Tidak hanya Piala Dunia 1998 saja, tetapi pada Piala Dunia di edisi selanjutnya masih menggunakan pabrikan yang sama.

Ya, pada Piala Dunia 2002 di Jepang-Korea Selatan, Piala Dunia 2006 di Jerman, Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, dan terakhir Piala Dunia 2014 di Brasil semuanya dibuat di Majalengka melalui PT. Sinjaraga Santika Sport.

Biasanya, PT. Sinjaraga Santika Sport dapat mengeluarkan 100 ribu bola dan satu bolanya bisa dikenakan seharaga 5 hingga 15 USD atau sekitar Rp68 ribu hingga Rp206 ribu.

4. Langsung mengirim bola ke luar negeri

metrotvnews.com

Tak membutuhkan waktu lama, bola hasil pabrikannya ini langsung dipercaya dari luar negeri. Awalnya, pihaknya menerima dan harus mengerjakan sebanyak 2.000 bola sebulan dari Korea. Setelah itu bertambah menjadi 5.000 per bulan.

Di tahun 1995, pesanan terus meningkat menjadi 10.000 per bulan dan di tahu berikutnya menjadi 15.000 per bulan. Tidak hanya dari Korea saja, tetapi juga negara-negara lain, seperti Uni Emirat Arab, Brasil, Jepang, dan beberapa negara di Amerika Latin.

Berita Terkini Lainnya