Sambut G20, Deretan Duta Besar Ungkap Pentingnya Kolaborasi Global
Digitalitasi pegang peran penting dalam sukseskan G20
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Digitalisasi memegang peranan penting dalam menyukseskan agenda-agenda G20. Digitalisasi dipandang sebagai katalisator dalam upaya pemulihan setiap sektor baik menyangkut ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan sektor-sektor lainnya.
Prof. Suhono Supangkat, Ketua Smart City and Community Innovation Center (SCCIC) Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam sambutannya untuk webinar International Collaboration for Quality of Life Development: Smarter World Living Lab mencontohkan peran digitalisasi dalam G20.
“Misalnya dalam mendukung perbaikan arsitektur kesehatan, Indonesia melakukan digitalisasi dengan meluncurkan apliasi PeduliLindungi yang menghimpun informasi penting terkait penanganan pandemik COVID-19,” kata Suhono, Jumat (1/6/2022).
Namun, ia pun menyadari bahwa digitalisasi tak akan bekerja optimal jika tidak diperkuat dengan kerja sama antarnegara.
1. Indonesia harus tunjukkan digitalisasi dan kolaborasi antarnegara
Bagi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa Roeslani, ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh Indonesia sebagai presidensi G20 dalam mengatasi masalah-masalah global. Salah satunya tentu masih berkaitan dengan transformasi digital.
“Ketiganya adalah arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi ke arah energi yang berkelanjutan,” kata Rosan, dalam webinar yang sama.
Di sisi lain, Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, mengatakan salah satu tujuan penting dalam SDGs adalah membuat perkotaan dan pemukiman penduduk menjadi inklusif, aman, dan berkelanjutan. Untuk mencapainya, digitalisasi mesti didukung dengan kolaborasi global.
Seperti konsep smarter living lab yang sebenarnya memberikan ruang bagi kolaborasi antara pemerintah, penduduk, dan institusi penelitian untuk bersama menjawab masalah perkotaan yang marak muncul di beberapa tahun terakhir.
Masalah-masalah itu antara lain kemacetan, banjir, dan kebutuhan terhadap ruang terbuka hijau (RTH).
“Dalam kerjasama bilateral Indonesia-Jepang, telah banyak terobosan-terobosan baru yang telah dicapai oleh kedua negara. Misalnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di perkotaan, Indonesia dan Jepang bekerjasama dalam upaya transisi ke arah energi terbarukan dalam mewujudkan low carbon smart city,” tutur Heri.
Baca Juga: Dikebut, Renovasi TMII untuk G20 Selesai Bulan Depan
Baca Juga: 3 Isu Dibahas di Pertemuan Pertama Menteri Kesehatan G20 Jogja
Baca Juga: TNI Gelar Simulasi Atasi Aksi Teror Jelang Puncak KTT G20 di Bali