Psikolog Anak Minta Orangtua Lebih Perhatian Selama PTM
Pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka yang akhirnya diputuskan oleh pemerintah memang menjadi polemik. Di lapangan, tidak semua orangtua mendukung kebijakan tersebut karena khawatir anaknya tertular virus COVID-19.
Masalahnya, menurut hasil riset Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), tidak bersekolah secara tatap muka membuka risiko anak menjadi kurang kompetitif saat menghadapi dunia kerja dan potensi pengurangan pendapatan hingga -3 persen seumur hidup.
Dengan adanya penelitian itu, tak heran sejauh ini tercatat 175 negara di dunia yang telah membuka sekolah, baik sebagian maupun seluruhnya.
Menyoal polemik ini, Psikolog Klinis Anak Roslina Verauli, mengatakan jika orangtua semestinya bisa lebih perhatian terhadap anaknya, terutama menyangkut protokol kesehatan juga pendidikan mereka.
“Dalam situasi dilematis saat ini, orangtua butuh menunjukkan bahwa mereka memahami kebutuhan dan kekhawatiran anak untuk kembali ke sekolah, serta bertemu dengan teman-teman untuk menjalin relasi sosial.”
“Orangtua juga harus memastikan dapat hadir dan memberikan dukungan dengan melibatkan teknik positive parenting,” kata Roslina, dalam kegitan daring yang diselenggarakan perusahaan bioteknologi Nusantics pada Kamis (25/11/2021).
1. Perhatian orangtua berpengaruh pada kelancaran aktivitas PTM
Setali tiga uang, dalam kegiatan yang sama, mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan jika orangtua memang memiliki peran strategis dalam menghentikan penyebaran COVID-19 di sekolah. Dengan begitu, kata Gita, anak tetap dapat bersekolah dan menerika materi pendidikan yang mereka perlukan.
“Pada situasi penuh tantangan saat ini, kebijakan PTM harus didukung untuk menyiapkan generasi muda untuk kepentingan jangka panjang."
"Namun harus tetap dilakukan dengan prinsip kepekaan, kehati-hatian, dan juga penuh kebijaksanaan dari berbagai pihak, mengingat kondisi setiap wilayah khususnya di kota besar dan kecil sangat berbeda,” katanya.
Baca Juga: Jam Pelajaran PTM di Semarang Boleh Ditambah, Ada Jam Istirahat
Baca Juga: Bima Arya Hentikan PTM di SDN Bogor Usai 24 Orang Positif COVID-19
Baca Juga: 54 Sekolah di Bandung Ditutup karena COVID Kini Diizinkan PTM Lagi