Local Brand Ini Suarakan Pentingnya Lawan Stigma pada Perempuan
Stigma negatif membawa dampak buruk untuk korban
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Kekerasan seksual terhadap perempuan yang terjadi karena alasan cara berpakaian yang dicap terlalu terbuka sepertinya tidak asing lagi di telinga kita. Sering kali perempuan, yang sejatinya merupakan korban, disudutkan dan dicap salah karena pilihan busana mereka.
Padahal pilihan berpakaian tak dapat dijadikan alasan munculnya pelecehan seksual. Karena fakta membuktikan, pelecehan secara verbal juga dapat menyerang perempuan dengan pakaian terbuka atau tertutup sekali pun.
Hal tersebut mengundang respons Prisa, jenama lokal yang memproduksi serum kesehatan payudara. Mereka pun menggelar kampanye #LawanStigma untuk menyadarkan perempuan agar berani menjadi diri sendiri.
1. Masyarakat tidak berhak men-judge perempuan karena busananya
Menurut Syefriandhi, Owner sekaliugs Founder Prisa, perempuan memiliki hak untuk mengenakan apa pun busana yang mereka inginkan. Lagian di Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan menghargai keberagaman, ekspresi perempuan dalam berbusana semestinya dapat dihargai.
“Bahwa perempuan bebas untuk berekspresi atau berkarya tanpa terganggu stigma masyarakat atas apa yang dia lakukan dan kenakan. Masyarakat tidak berhak untuk men-judge atau menilai seseorang dari penampilan luarnya saja,” kata Syefriandhi, dalam siaran pers yang diterima, Senin (11/4/2022).
Baca Juga: 5 Fakta Toxic Feminity, Saat Perempuan Terjebak Stigma
Baca Juga: 5 Cara Mematahkan Stigma terhadap Perempuan ala Voice of Baceprot
Baca Juga: Kisah Inspiratif dari Komunitas Nona, Ingin Berantas Stigma Menstruasi