TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hadapi Stigma, Ini Bekal yang Harus Dimiliki Perempuan yang Bekerja

Perempuan harus punya growth mindset

ilustrasi perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Bandung, IDN Times – Director dan founder Analisa Personality Development Center (APDC), psikolog dan juga pegiat sosial, Analisa Widyaningrum, mengungkapkan jika hingga saat ini masih terdapat stigma yang kerap dialami oleh perempuan. Bahayanya, hal tersebut dapat berdampak buruk bagi kelanjutan hidup mereka.

Berbagai stigma yang masih dialami perempuan, kata Analisa, antara lain dianggap tidak layak untuk berpendidikan tinggi, tidak layak memiliki peran penting dalam masyarakat, dibatasi kemampuan dan kebebasan berpikirnya, serta terbatas dengan hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

“Dengan stigma-stigma yang ada di masyarakat tentang perempuan, terutama perempuan bekerja, kita sebagai perempuan terkadang ditempatkan dalam dua pilihan antara bekerja dan keluarga padahal kita bisa menjalankan dua peran tersebut dengan cara tetap me-manage perasaan, emosi dan waktu kita,” ujar Analisa, dala webinar talkshow interaktif yang digelar Grant Thornton Indonesia di Hari Kartini, Kamis (21/4/2022).

1. Perempuan dianggap lebih cermat mengambil keputusan

ilustrasi percaya diri. (Pexels.com/cottonbro)

Di sisi lain, Analisa melanjutkan, terdapat beberapa hal yang menjadi penghalang bagi wanita untuk berkembang serta terlibat dalam berbagai sektor, seperti ketakutan dalam menghadapi risiko, insecure/rendahnya kepercayaan diri, takut akan kegagalan, diskriminasi dan stigma masyarakat serta budaya high power distance (di mana perempuan dianggap tidak lebih mampu daripada laki-laki).

Dalam dunia nyata justru sebaliknya. “Padahal berdasarkan riset yang ada, perempuan dalam dunia kerja terbukti dapat memberikan keputusan yang lebih cepat karena mereka mempunyai empati yang lebih tinggi sehingga perempuan dapat melengkapi para pria yang cenderung lebih menggunakan logika,” kata Analisa.

“Perempuan juga bisa lebih terbuka dan komunikatif sehingga hubungan dalam pekerjaan lebih positif. Perempuan dalam perusahaan, terutama sebagai pengambil keputusan juga dapat menambah profit perusahaan. Kemampuan multitasking yang dimiliki perempuan juga memungkinkan perempuan dapat tetap fokus dalam pekerjaannya dan juga mengurus rumah tangga sekaligus,” tuturnya.

2. Perempuan harus punya growth mindset

ilustrasi wanita karier (pexels.com/RF._.studio)

Kemampuan perempuan yang dapat memiliki peran ganda, terbukti dari sosok ibu yang bekerja dan masih bisa mengurus anak-ananya. Masalahnya, berperan ganda terutama dalam masa pandemi seperti ini tentu mempengaruhi kondisi psikologis mereka terutama dalam hal pekerjaan.

Pemberdayaan secara psikologis menjadi penting dalam menghadapi perubahan dan untuk meningkatkan performa di tempat kerja karena dapat meningkatkan sense of personal control yang dapat memotivasi dalam bekerja untuk mendapatkan hasil positif.

“Agar kita sebagai perempuan bisa tetap fokus untuk menjalani peran dan melawan stigma yang ada di masyarakat, ada beberapa karakter yang penting untuk kita miliki. Yang pertama adalah self care di mana kita harus mengapresiasi diri sendiri baik secara fisik, psikis dan spiritual.”

Analisa melanjutna, “kedua, terus mengeksplor diri sendiri dan juga mengolah kemampuan yang kita miliki. Terakhir, perempuan juga harus memiliki growth mindset, di mana kita percaya bahwa kemampuan kita dapat dikembangkan melalui dedikasi, kerja keras, dan juga feedback dari orang lain.” tutur Analisa.

Baca Juga: Sambut Hari Kartini, 5 Buku tentang Perempuan oleh Perempuan Indonesia

Baca Juga: Perempuan-Perempuan Tangguh dari Kampung Bandeng Tambakrejo Semarang 

Baca Juga: Simak Perjalanan Inspiratif Alimah Fauzan, Founder Perempuan Berkisah

Berita Terkini Lainnya