TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rumah Zakat Kirim Bantuan Makanan ke Pengungsi di Wamena 

Banyak kebutuhan mendesak yang harus dikirim ke sana

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, membuat banyak orang harus mengungsi. Bahkan tak sedikit dari mereka sempat melarikan diri ke tempat yang cukup jauh karena kerusuhan ini mengancam nyawanya.

Chief Executive Officer (CEO) Rumah Zakat, Nur Efendi, mengatakan, berdasarkan informasi di lapangan para pengungsi korban tragedi kemanusiaan di Wamena, saat ini memerlukan bantuan bahan pangan, makanan dan pakaian bayi, obat-obatan, selimut, pakaian, serta hygiene kit. Selain itu, untuk anak-anak memerlukan pendampingan psikososial.

"Tapi yang jadi persoalan di sana adalah sulitnya akses transportasi," ujar Nur di acara Pelepasan Tim Relawan Rumah Zakat untuk Pengungsi Wamena, di Kantor Pusat Rumah Zakat, Bandung, Senin (30/9).

1. Kebutuhan untuk masyarakat Wamena sudah mendesak

IDN Times/Debbie Sutrisno

Nur mengatakan, kebutuhan pangan yang paling mendesak untuk masyarakat Wamena yang mengungsi di antaranya adalah lauk-pauk. Sedangkan untuk makanan berat, seperti beras dan mie diperkirakan masih cukup untuk kebutuhan hingga lima hari ke depan.

Kebutuhan lain yang yang juga dibutuhkan berdasarkan informasi relawan Rumah Zakat adalah pakaian bayi dan pakaian dalam wanita. "Harta benda mereka sudah terbakar. Saat ini pun kondisi di sana belum bisa dikatakan kondusif," katanya.

2. Warga yang ingin meninggalkan Wamena untuk sementara sulit mendapat akses transportasi

ANTARA FOTO/HO

Dari laporan terakhir yang diterima Rumah Zakat, korban meninggal akibat tragedi kemanusiaan tersebut mencapai 33 orang dan 84 orang luka-luka. Jumlah pengungsi mencapai 7.278 orang dan eksodus mencapai 2.589 orang.

"Banyak warga dari luar Wamena yang ingin eksodus, tapi terkendala akses transportasi yang minim. Mereka hanya mengandalkan penerbangan reguler dan pesawat Hercules," katanya.

Wamena, lanjut Nur, bisa diakses sekitar satu jam melalui sarana transportasi udara. Akses lain adalah melalui jalur darat yang membutuhkan waktu sekitar 2-5 hari dan tidak direkomendasikan, mengingat situasi belum sepenuhnya kondusif.

"Otomatis satu-satunya akses yang bisa diandalkan hanya melalui udara," katanya.

3. Kirimkan sukarelawan bantu pengungsi di sana

IDN Times/Debbie Sutrisno

Untuk membantu korban tragedi kemanusiaan Wamena, Rumah Zakat sudah mengirimkan tim sukarelawan sebanyak lima orang ke Wamena dan 20 orang untuk membantu pengungsi di Sentani, Jayapura. Mereka sudah sampai di lokasi sejak 28 September.

"Kami sudah mengirimkan tim perintis. Hari ini kami akan mengirimkan tim susulan, termasuk petugas medis dan psikososial. Tragedi kemanusiaan kemarin pasti berdampak bagi psikologis anak-anak," paparnya.

Tim perintis yang sudah lebih dulu tiba di Wamena, akan menyalurkan bantuan logistik untuk warga dan mendirikan dapur umum. Para relawan pun telah berkoordinasi dengan TNI dan sejumlah pihak terkait untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Tragedi Wamena, Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi

Baca Juga: Ini Masalah yang Menyulut Kerusuhan di Wamena Versi Komnas HAM

Berita Terkini Lainnya