Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bandung, IDN Times - Dari 61 ribu alat rapid test yang dibagikan ke 27 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat baru menerima sekitar 15 ribu laporan. Laporan itu menunjukkan adanya ratusan warga yang terindikasi positif virus corona alias COVID-19.
Namun demikian, Pemprov Jabar bakal melakukan tes ulang menggunakan metode molekuler alias Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memastikan kebenaran hasil rapid test.
1. Sebanyak 677 pasien positif dari rapid test
Petugas mengecek proses swab test yang baru dilakukan dari seorang tenaga medis. (IDN Times/Candra Irawan) Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, hasil rapid test yang digelar di 27 Kabupaten Kota itu mencatat adanya 677 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona (COVID-19).
"Dari rapid test yang sudah dilaporkan terdapat indikasi positif 677 individu, ini banyak sekali," ungkap Emil saat konferensi pers di Gedung Pakuan Bandung, Jumat (3/4).
2. Sukabumi terbanyak dari institusi kenegaraan
Emil menyebutkan, Kota Sukabumi menjadi wilayah dengan jumlah warga terbanyak yang diindikasi terpapar oleh COVID-19. Jumlah terbanyak kedua yakni di Kota Bandung yang didominasi oleh pasien penyebaran klaster Lembang.
"Dari 677 itu paling besar terindikasi positif RDT atau belum confirm PCR itu 310 orang ada di kota Sukabumi di institusi kenegaraan. Kemudian terbesar kedua 226 indikasi positif di Kota Bandung," kata Emil.
3. Temuan baru ada 4 institusi pendidikan kenegaraan terindikasi positif
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) Emil menyampaikan, temuan baru dari hasil rapid test itu terindikasi dari empat institusi negara yang dianggap sebagai simpul penularan COVID-19. Emil meminta, lembaga kenegaraan di pemerintah pusat yang memiliki institusi di wilayah Jabar agar melakukan koordinasi dengan Pemprov Jabar.
"(Koordinasi itu) untuk melakukan pengetesan siswa-siswa yang sedang berasrama atau tinggal dan berpendidikan di institusi pendidikan kenegaraan tersebut. Karena ditemukan indikasi positif di empat institusi kenegaraan yang berlokasi di Jabar," paparnya.