Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Saat Naik Gunung yang Bisa Rusak Kesehatan Jantung

Ilustrasi pria naik gunung (freepik.com/DC Studio)
Ilustrasi pria naik gunung (freepik.com/DC Studio)
Intinya sih...
  • Tidur dengan posisi salah di tenda dapat membuat jantung bekerja lebih keras dan menyebabkan rasa lelah atau sesak.
  • Minum kopi berlebihan di ketinggian bisa memicu detak jantung lebih cepat, sebaiknya jangan sampai kopi menggeser air mineral sebagai kebutuhan utama.
  • Bawa beban ransel terlalu berat dapat membuat otot bekerja ekstra sehingga jantung ikut dipaksa mengalirkan darah lebih cepat, batas aman beban ransel adalah sekitar 25–30 persen dari berat badan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Naik gunung memang seru karena bisa menikmati udara segar dan pemandangan indah. Tapi di balik semua kesenangan itu, ada kebiasaan kecil yang sering disepelekan. Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa bikin jantung bekerja lebih keras.

Menjaga tubuh tetap bugar saat mendaki bukan hanya soal kuat jalan menanjak. Ada hal-hal sederhana yang sering dilakukan pendaki tanpa sadar, padahal berisiko pada jantung.

Nah, biar aman dan sehat, yuk kenali kebiasaan buruk yang sebaiknya dihindari.

1. Tidur dengan posisi salah di tenda

Ilustrasi wanita tidur di dalam tenda (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi wanita tidur di dalam tenda (pexels.com/cottonbro studio)

Tidur di gunung bukan cuma soal lelap, tapi juga posisi tubuh. Kalau kamu tidur miring menekan dada terlalu lama, pernapasan bisa jadi lebih berat.

Akibatnya, jantung harus memompa darah lebih keras untuk memastikan oksigen tetap tersebar ke seluruh tubuh.

Kalau kondisi ini berlangsung semalaman, tubuh bisa bangun dengan rasa lelah atau sesak. Posisi tidur terlentang dengan alas yang nyaman jauh lebih aman untuk jantung.

Jadi, jangan asal rebahan ya, karena kualitas tidur di ketinggian itu kunci stamina esok harinya.

2. Minum kopi berlebihan di ketinggian

Ilustrasi menikmati kopi di gunung (freepik.com/freepik)
Ilustrasi menikmati kopi di gunung (freepik.com/freepik)

Ngopi di depan tenda memang terasa nikmat, apalagi ditemani kabut dan udara dingin. Tapi hati-hati, kafein berlebih bisa memicu detak jantung lebih cepat dari biasanya. Di ketinggian, tubuhmu sebenarnya sudah bekerja keras karena kadar oksigen menurun.

Kalau kopi jadi minuman utama dan bukan sekadar selingan, jantung bisa “berdebar-debar” berlebihan. Satu-dua cangkir masih aman, tapi jangan sampai kopi menggeser air mineral sebagai kebutuhan utama.

Ingat, hidrasi jauh lebih penting untuk menjaga ritme jantung tetap stabil.

3. Bawa beban ransel terlalu berat

Ilustrasi pria mendaki gunung (pexels.com/Kamaji Ogino)
Ilustrasi pria mendaki gunung (pexels.com/Kamaji Ogino)

Rasanya keren memang kalau bisa menggendong ransel besar di jalur pendakian. Tapi faktanya, beban terlalu berat bikin otot bekerja ekstra, sehingga jantung ikut dipaksa mengalirkan darah lebih cepat.

Akhirnya, tubuh mudah lelah bahkan bisa muncul pusing atau sesak.

Batas aman beban ransel adalah sekitar 25–30 persen dari berat badan. Itu artinya kamu harus pintar pilih barang yang benar-benar penting. Semakin ringan langkahmu, semakin aman jantungmu menghadapi jalur terjal.

4. Kurang pemanasan sebelum mendaki

Ilustrasi pria sedang mendaki gunung (freepik.com/alexeyzhilkin)
Ilustrasi pria sedang mendaki gunung (freepik.com/alexeyzhilkin)

Banyak pendaki langsung tancap gas begitu sampai basecamp tanpa pemanasan. Padahal jantung dan otot butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan aktivitas berat. Kalau langsung dipaksa, jantung bisa “kaget” dan ritmenya jadi gak stabil.

Pemanasan gak perlu lama, cukup lima sampai sepuluh menit dengan jalan santai, peregangan, atau latihan pernapasan. Dengan begitu, tubuh lebih siap menghadapi tanjakan panjang. Jangan malas, karena pemanasan kecil ini bisa jadi penyelamat besar buat kesehatan jantungmu.

5. Makan mie instan berlebihan

Ilustrasi pria makan mie di gunung (pexels.com/Taryn Elliott)
Ilustrasi pria makan mie di gunung (pexels.com/Taryn Elliott)

Mie instan memang jadi makanan wajib pendaki karena praktis dan mengenyangkan. Tapi natrium tinggi di dalamnya bisa memicu tekanan darah naik. Kalau tekanan darah meningkat, jantung otomatis harus bekerja lebih keras.

Makan mie sesekali masih aman, tapi jangan menjadikannya menu utama sepanjang pendakian. Variasikan makanan dengan telur rebus, kacang, atau sayuran yang mudah dibawa. Dengan begitu, energi tetap terjaga tanpa bikin jantung “terbebani”.

Naik gunung memang bikin hati bahagia, tapi jangan sampai jantung jadi korbannya. Kebiasaan kecil seperti posisi tidur, kopi berlebih, ransel berat, skip pemanasan, dan terlalu sering makan mie instan bisa mengganggu kerja jantung secara diam-diam.

Yuk, lebih bijak menjaga tubuh saat mendaki. Ingat, gunung bukan hanya soal puncak, tapi juga tentang pulang dengan sehat dan selamat. Biarkan jantungmu tetap kuat agar bisa terus menikmati indahnya alam dengan tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest Travel Jawa Barat

See More

6 Tips Packing Minimalis ala Light Traveller, Satu Tas Saja Cukup!

29 Sep 2025, 15:00 WIBTravel