Menikmati Keindahan Green Canyon dengan Body Rafting di Pangandaran

BUMDes Guha Bau berhasil membuat Desa Kertayasa naik kelas

Pangandaran - Pantai Pangandaran yang berada di selatan Jabar menjadi salah satu primadona wisata provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 45 juta jiwa ini. Namun, di sini, bukan hanya Pantai Pangandaran yang patut dikunjungi untuk berlibur.

Salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi adalah Green Canyon yang berada di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Objek wisata air ini sekarang jauh lebih menarik sejak berkembang pada 1993, silam.

1. Sudah dikunjungi 12 ribu wisatawan

Menikmati Keindahan Green Canyon dengan Body Rafting di PangandaranIDN Times/Istimewa

Tempat wisata Cukang Taneh atau Green Canyon di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat semakin bergeliat dari waktu ke waktu. Hal itu terlihat dari tingkat kunjungan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam di sana. Berdasarkan data, pada 2018, sedikitnya sudah 12 ribu wisatawan berkunjung di kawasan wisata air Cukang Taneh atau Green Canyon.

2. BUMDes Guha Bau berhasil mengubah imej Green Canyon

Menikmati Keindahan Green Canyon dengan Body Rafting di PangandaranIDN Times/Istimewa

Kesuksesan wisata air Green Canyon di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang ini tak lepas dari peran serta masyarakat di kawasan tersebut dibantu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Guha Bau. BUMDes ini mengelola wisata body rafting dan membina beberapa sektor penunjang wisata di sana.

Yang menarik, dulu Green Canyon dikenal sebagai tempat angker. Bahkan, banyak warga yang tak berani datang ke sana karena berkembang beragam mitos. Tapi, sejak dibuka untuk wisatawan pada 1993, secara perlahan imej angker justru hilang.

3. Menikmati keindahan Green Canyon dengan body rafting

Menikmati Keindahan Green Canyon dengan Body Rafting di PangandaranIDN Times/Yogi Pasha

Hadirnya BUMDes Guha Bau pun membuat wisata di sana naik kelas. Berbagai fasilitas ditata dengan apik, termasuk menghadirkan body rafting yang jadi unggulan wisata. Selain itu, jelas pengunjung bisa menikmati keindahan Green Canyon dengan menggunakan perahu.

Selain membuat wisatawan terfasilitasi untuk berwisata, kehadiran BUMDes Guha Bau membuat warga setempat menuai manfaat. Sebab, banyak warga setempat yang diberdayakan untuk wisata body rafting. Hasilnya, perputaran uang khusus untuk body rafting saja mencapai Rp2 miliar dalam setahun dan dinikmati warga.

"Setelah adanya BUMDes ini, body rafting di sini lebih berkembang, malah sekarang lebih berkembang lagi, terutama dalam pemberdayaan masyarakat," kata Ketua BUMDes Guha Bau Teten Sutanto.

4. Melibatkan masyarakat sekitar untuk mengelola objek wisata Green Canyon

Menikmati Keindahan Green Canyon dengan Body Rafting di PangandaranIDN Times/Istimewa

Kemajuan objek wisata air Green Canyon atau Cukang Taneh ini juga akibat keterlibatan masyarakat dalam menjaganya. Misalnya, tenaga pemandu body rafting yang melibatkan warga. Sekitar 107 orang dengan keterampilan khusus telah dilatih untuk menjadi guide. Belum lagi tenaga pemandu wisata lain seperti sopir dan penyedia jasa perahu.

Kondisi itu membuat warga setempat bisa lebih berdaya di daerah asalnya sendiri. Mereka tak perlu jauh-jauh mencari pekerjaan ke kota yang belum pasti didapatkan. "Kita juga ada pelaku usaha yang mendapatkan manfaat setelah bekerjasama dengan BUMDes, mulai dari warung sampai homestay," ungkap Teten.

5. Berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar

Menikmati Keindahan Green Canyon dengan Body Rafting di Pangandaraninstagram.com/santirahpangandaran

Pengelolaan BUMDes Guha Bau dan masyarakat ini terhadap objek wisata Green Canyon tentu tidak berdampak terhadap warga di Desa Kertayasa saja. Daerah lain yang berbatasan dengan objek wisata ini ikut terkena dampak perekonomian dari kunjungan wisatawan. Di antaranya adalah Saung Angklung Mang Koko, Seni Benjang Batok, hingga Sanggar Seni Badud. Semua lokasinya tak jauh dari Green Canyon.

Salah seorang warga setempat yang merasakan manfaat hadirnya BUMDes adalah Tata Yamin. Ia sudah 11 tahun jadi pemandu body rafting. Ia bisa mendapatkan pemasukan tanpa harus pergi bekerja ke tempat lain.

"Saya kebetulan suka olahraga air, suka berenang. Jadi, saya kerja di sini senang karena hobi tapi dibayar," tutur Tata.

Ia pun berharap ke depan wisata Green Canyon semakin berkembang. Sehingga, semakin banyak wisatawan yang datang. Dengan begitu, akan semakin besar dampak positif yang bisa dirasakan warga.

6. Mendapatkan penghargaan dari Kementerian PDT

Menikmati Keindahan Green Canyon dengan Body Rafting di Pangandaranpemandu wisata body rafting green canyon citumang, cijulang, pangandaran

Pemberdayaan masyarakat yang dinilai mumpuni ini pun mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Beberapa penghargaan sudah diraih BUMDes Guha Bau. Yang teranyar, Desa Kertamulya diganjar sebagai pemenang Lomba Desa Wisata Nusantara 2019 kategori Desa Wisata Maju yang diselenggarakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah, dan Transmigrasi (PDT).

Materi penilaian lomba sendiri meliputi atraksi, amenitas, dan aksesibilitas (3A). Selain itu, penilaian dilakukan untuk sumber daya manusia (SDM), masyarakat, dan industri juga. Ada juga penilaian branding, advertising, dan selling (BAS). Terakhir adalah produk wisata yang meliputi kelengkapan paket wisata dan kesesuaian harga.

Kehadiran BUMDes Guha Bau jadi faktor dominan di balik diraihnya penghargaan itu berkat pengelolaan wisata di Green Canyon. Tapi, Teten mengatakan penghargaan diraih berkat kerja sama dan dukungan berbagai pihak di Desa Kertayasa.
"Kita semua sama-sama ingin desanya benar-benar maju. Kami dari BUMDes ikut lomba ini bukan target juara, minimal kita dikenal di tingkat nasional. Tapi, hasilnya jauh dari perkiraan kita," jelas Teten.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya