Referensi Wisata Sepeda di Purwakarta, Olah Raga Sambil Kulineran

Pemerintah daerah akan menyediakan jalur khusus bersepeda

Purwakarta, IDN Times - Purwakarta dapat menjadi tujuan pariwisata bersepeda bagi wisatawan lokal maupun luar daerah. Apalagi, pemerintah setempat juga berencana menyediakan fasilitas jalan yang khusus bagi pesepeda.

Hal itu diungkapkan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika setelah menjajal salah satu rute yang banyak digunakan untuk bersepeda oleh masyarakat beberapa waktu lalu. Ia pun melihat jalur tersebut berpotensi menjadi tujuan pariwisata alternatif di era pandemi COVID-19.

Jalur wisata bersepeda yang sudah biasa dipilih di Purwakarta di antaranya jalan di sekitar Waduk Ir H Djuanda penghubung Kecamatan Jatiluhur-Sukasari atau jalan utama di sekeliling Situ Buleud. Ternyata, masih ada beberapa jalur bersepeda yang jarang dipilih seperti jalur berikut ini.

1. Jalur Kecamatan Bungursari-Campaka

Referensi Wisata Sepeda di Purwakarta, Olah Raga Sambil KulineranInstagram.com/ari.budiyanto

Anne bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerahnya sempat bersepeda di jalur alternatif penghubung Kecamatan Bungursari dan Campaka. Jalur sepanjang 16 kilometer itu dinilai menarik untuk bersepeda.

Menurut Anne, jalur tersebut menyuguhkan pemandangan indah dan jalan yang relatif datar. “Rute Bungursari dan Campaka akan ada peningkatan kualitas jalan, karena akan dijadikan rute sepeda trip yang kita angkat menjadi tempat pariwisata,” ujarnya.

Di sepanjang jalur tersebut, pesepeda bisa menikmati pemandangan alami seperti area persawahan yang luas. Selain itu, ada juga sejumlah bendungan yang bisa dikunjungi seperti Situ Cikumpay dan di akhir perjalanannya tak lengkap jika tidak menyantap sate maranggi Cibungur.

2. Jalur Kecamatan Kiarapedes-Wanayasa

Referensi Wisata Sepeda di Purwakarta, Olah Raga Sambil Kulineranpexels/Tom Fiks

Bagi pesepeda yang menginginkan jalur yang lebih sulit bisa memilih jalan alternatif di antara Kecamatan Kiarapedes-Wanayasa. Pasalnya, permukaan tanah di wilayah tersebut berada di pegunungan.

Jalur tersebut memiliki pemandangan alam yang tak kalah memesona seperti hamparan perkebunan teh, sawah bertingkat dan hutan. Di perkampungan penduduk di tengah kawasan hutan juga terdapat rumah makan sate maranggi yang cukup populer yakni Sate Pareang.

3. Jalur Campaka-Cibatu

Referensi Wisata Sepeda di Purwakarta, Olah Raga Sambil KulineranIlustrasi Hari Sepeda Dunia 3 Juni (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Kondisi jalan yang naik-turun juga berada di Jalur Campaka-Cibatu. Selain itu, jalur tersebut juga berada tidak jauh dari pusat kota Purwakarta melewati wilayah Desa Citalang.

Dibandingkan jalur alternatif Bungursari-Campaka, jalur Campaka-Cibatu ini memiliki kondisi jalan yang lebih baik dan cukup lebar. Di jalur tersebut juga terdapat rumah makan tradisional yang bisa menjadi referensi yakni rumah makan ayam bakar di Desa Cilandak Kecamatan Cibatu.

4. Keindahan alam yang mendukung

Referensi Wisata Sepeda di Purwakarta, Olah Raga Sambil KulineranPexels.com/Philipp M

Keindahan alam di sepanjang jalur bersepeda di Purwakarta itu juga telah diakui Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong yang sempat bersepeda bersama Anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

"Saya menikmati track-nya. Naik, turun, naik, turun, kemudian lewat perkebunan, sawah dan sebagainya,” ujar Alue saat ditemui seusai kegiatannya tahun lalu. Karena itu, ia pun mendukung pemerintah daerah menyediakan jalur khusus sepeda sebagai destinasi pariwisata.

5. Sepeda sebagai moda transportasi jarak dekat di perkotaan

Referensi Wisata Sepeda di Purwakarta, Olah Raga Sambil KulineranANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Kabupaten Purwakarta tak hanya memiliki potensi pariwisata bersepeda di wilayah pinggiran kota. Sepeda sebenarnya juga cocok menjadi moda transportasi jarak dekat di wilayah perkotaannya.

Konsep pengalihan moda transportasi jarak pendek dari kendaraan bermotor ke sepeda telah dilakukan di kota-kota besar di negara lain. Negara yang telah mendorong gerakan serupa antara lain di Kota Brussel Belgia dan London Inggris.

Pengalihan moda transportasi jarak pendek tersebut diyakini pengamat transportasi Djoko Setijowarno bisa menurunkan tingkat pencemaran udara. Dan yang terpenting, cocok untuk kondisi pandemi COVID-19 saat ini. (Abdul Halim)

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya