Stok Kebutuhan Pokok di Bandung Aman Jelang Ramadan

21 Mar 2022, 16:27 WIB

Ilustrasi pedagang daging sapi pasar tradisional (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan stok kebutuhan pokok aman jelang Ramadan tahun ini. Meski demikian, ada sejumlah barang yang mengalami kenaikan harga.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, kenaikan di beberapa komoditas masih dalam batas wajar. Adapun beberapa komoditas yang mengalami kenaikan antara lain daging sapi yang awalnya berkisar Rp120 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp140 ribu per kg.

Tak hanya itu, ada pula daging ayam yang awalnya berkisar Rp34 ribu per kg menjadi Rp37 ribu per kg. Selain itu ada beberapa komoditas lain termasuk cabai rawit yang juga mengalami kenaikan.

"Kenaikan di angka 10 persen, sehingga masih dalam batas wajar. Namun kami berharap menjelang Ramadan tidak ada kenaikan lagi," ucapnya di Pasar Ciwastra, Senin (21/3/2022).

1. Gelar bazar untuk tekan harga komoditas

Kementerian Perdagangan menggelar operasi pasar minyak goreng curah di Pasar Peterongan Semarang, Minggu (20/2/2022). (Dok. Disperindag Jateng)

Untuk menekan harga komoditas yang naik, Pemkot Bandung juga akan menggelar bazar jelang bulan Ramadan. Rencananya, bazar yang merupakan kolaborasi dengan Bulog Kota Bandung tersebut akan digelar di Kecamatan Rancasari pada 31 Maret 2022 mendatang.

Elly mengaku telah berkoordinasi dengan Kapolsek dan Camat setempat. Saat ini, bazar hanya tinggal menunggu izin dari Ketua Satgas COVID-19 Kota Bandung. Bazar tersebut nantinya akan menghadirkan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga terjangkau.

Daging sapi yang saat ini dipatok dengan harga pasar Rp120.000, bisa dijual seharga Rp110.000 dalam bazar tersebut. Selain itu, ada pula 560 tabung gas yang siap didistribusikan.

"Prinsipnya, kami menghadirkan kebutuhan pokok masyarakat dan diprioritaskan untuk harga (kebutuhan pokok) yang meningkat, sehingga harganya bisa lebih murah," ucap Elly.

2. Kenaikan kebutuhan pokok tidak hanya terjadi di Indonesia

Ilustrasi pasar tradisional. (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Sebelumnya wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi sempat mendatangi Pasar Agung, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Kedatangan Wamentan untuk meninjau harga kebutuhan pokok dan daya beli masyarakat Kota Depok.

Harvick mengatakan, kedatangannya ke Pasar Agung merupakan tugas yang diberikan Presiden untuk memantau harga kebutuhan pokok. Wamentan meminta kepada pedagang, masyarakat, maupun pembeli, bisa menjaga diri untuk saling khusnudzon dengan pikiran jernih, terkait stok barang maupun pengadaan barang.

"Pemerintah terus bekerja untuk kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, masyarakatnya kami harapkan sekali daya belinya meningkat," ujar Harvick saat ditemui IDN Times di Pasar Agung, Rabu (16/3/2022).

Harvick ingin masyarakat mampu membeli produk, bukan permasalahan murah atau mahal. Seperti diketahui harga kebutuhan pokok naik bukan hanya di Indonesia namun terjadi juga di negara lain.

"Jika dikonversikan dengan pendapatan di negara kita, mungkin saja daya beli mengalami peningkatan," ucap Harvick.

Dia mengungkapkan, Kementerian Pertanian berusaha memberikan informasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatan pendapatan per kapita. Dengan cara itu, permasalahan dan persiapan yang ada di tengah masyarakat dapat terselesaikan.

3. Kementan siapkan strategi penanganan kenaikan harga pangan

ilustrasi komoditas cabai di pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Saat disinggung terkait strategi penanganan pangan dalam kondisi pandemik dan menjelang Ramadan, Harvick menuturkan bahwa ia memerlukan kerja sama seluruh pihak. Untuk ketahanan pangan, lanjut dia, dapat dilihat dari hasil produksi yang telah disiapkan.

"Kalau soal strategi, pertama kita perhatikan stok kita dulu, kesiapan, serta lihat kedaluwarsanya," tutur Harvick.

Harvick tidak ingin stok terpenuhi dan mencukupi, namun tidak memperhatikan kedaluwarsa seperti cabai. Bahkan strategi penanganan pangan kerap disampaikan Kementerian Pertanian dalam rapat kabinet.

"Jadi saya sampaikan di rapat kabinet baik rapat terbatas atau rapat lainnya, kita coba siapkan hilirisasi, misalnya cabai disediakan 50 atau 60 persen dalam kondisi fresh, dan sisanya hanya 40 persen sudah menjadi produk meja. Istilah saya seperti itu," kata Harvick.