Ridwan Kamil Pastikan Warga Jabar Boleh Berwisata di Tengah PSBB

Emil mengatakan, bagi warga luar Jawa Barat yang memaksa masuk ke objek wisata Jawa Barat, bakal diputar balikkan oleh aparat yang berjaga. Petugas dari aparat TNI-Polri sudah disiagakan untuk menjaga di pintu masuk objek wisata.

"Tadi saya cek objek wisata, penerapan protokol kesehatannya sudah bagus. Saya dapati juga sepasang muda-mudi asal Jakarta mau ke Farmhouse, setelah dicek KTP memang dari Jakarta, saya langsung arahkan untuk putar balik," kata Emil.

Kepada para pelaku usaha wisata dan restoran, Emil meminta agar disiplin dalam memperhatikan batas kapasitas pengunjung. Pembatasan kunjungan demi mewujudkan physical distancing kepada para wisatawan di objek wisata.

"Maksimal 30 persen, tidak boleh lebih dari itu. Jadi disiapkan skema waiting list. Tempat duduk juga diatur, setiap selang satu meja harus dikosongkan, dan di Lembang ini sudah bagus," sebutnya.

Emil menyampaikan, pemerintah akan melakukan evaluasi pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di objek wisata di Jawa Barat secara berkala setiap pekannya. Jika didapati pengelola wisata melanggar protokol kesehatan, Emil tak segan akan menutup objek wisata tersebut.

"Kalau sekiranya muncul kasus baru terpaksa kita tutup lagi objek wisatanya. Jadi pengunjung dan pengelola diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan. Kalau pengelola melanggar aturan, izin operasionalnya nanti kita cabut," tandasnya.

Sementara itu, KBO Satlantas Polres Cimahi Iptu Duddy Iskandar menyebutkan, ada peningkatan arus lalu lintas cukup tinggi di kawasan wisata Lembang di hari kedua penerapan AKB. Peningkatan volume kendaraan itu dihitung meningkat hingga 75 persen.

"Jelas ada peningkatan aktivitas ditandai volume kendaraan yang bertambah sampai 75 persen di hari Sabtu dan Minggu ini. Tapi masih didominasi oleh warga Lembang dan lokal Jawa Barat," ungkap Duddy.

Namun, arus kendaraan tersebut belum normal seperti sediakala. Menurutnya, wisatawan masih ada keraguan untuk datang ke objek wisata di Lembang.

"Karena masih transisi jadi masyarakat masih ragu, kebanyakan khawatir masih ada penyebaran COVID-19. Prediksi kami sebulan ini masih dalam masa penyesuaian," ujar dia.