TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sidang Doktoral di Unpad, Irjen Boy Rafli Sampaikan Keberhasilan Polri

Boy Rafli diuji langsung oleh Kapolri Tito Karnavian

IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times -  Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Wakalemdiklat) Polri Irjen Boy Rafli Amar menjalani sidang promosi doktor di Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Rabu(14/8). Dalam disertasinya, Boy Rafli memaparkan keberhasilan Polri dalam membangun kepercayaan publik.

Boy Rafli menjalani sidang untuk mendapatkan gelar doktor komunikasi. Dalam disertasinya, mantan Kadiv Humas Polri mengambil judul "Integrasi Manajemen Media Dalam Strategi Humas Polri Sebagai Aktualisasi Promoter".

"Kemampuan petugas untuk mengelola harapan publik melalui kebijakan dan kinerja teknis di lapangan, menjadi sebuah aktivitas strategis bagi institusi kepolisian. Ketika petugas mampu menjaga berbagai harapan masyarakat, persepsi tentang kinerja petugas dapat menjadi positif yang akhirnya berujung pada lahirnya kepercayaan publik pada Institusi Polri," ucap Boy dalam orasi ilmiahnya, di Kampus Unpad Jatinangor, Rabu(14/8).

1. Boy Rafli diuji oleh sembilan guru besar dan Kapolri

IDN Times/Istimewa

Dalam sidang tersebut, Boy diuji oleh sembilan guru besar Unpad. Para penguji itu adalah Dr. Dadang Rahmat Hidayat; Dr. Dadang Sugiana; Prof. Deddy Mulyana; Dr. Edwin Rizal; Dr. Atwar Bajari; Dr. Ninis Agustini Damayani; De. Siti Karlinah; Prof Mahfud Arifin dan penguji tamu Kapolri Jendral Tito Karnavian.

Dalam sidang disertasi tersebut Boy mengungkapkan, untuk mencapai citra positif dari masyarakat terhadap Polri, perlu adanya manajemen media yang baik. Menurut dia, fungsi media sendiri sebagai penyedia informasi dan dapat mempengaruhi opini, sikap serta kepercayaan publik terhadap sebuah organisasi.

2. Tidak mudah membangun kepercayaan publik

IDN Times/Axel Jo Harianja

Boy menuturkan, tak mudah bagi institusi Polri membangun kepercayaan publik. Dalam survei Transparency Internasiobal Indonesia (TPI) pada tahun 2014, menempatkan Polri sebagai lembaga terkorup bersama DPR. Di tahun yang sama, sambung Boy, survei litbang Kompas menunjukan tingkat kepuasan publik terhadap institusi Polri hanya 46,7 persen.

Dari data tersebut, Divisi Humas Polri berbenah. Terlebih dengan pesatnya perkembangan media sosial menjadikan tantangan dan peluang baru bagi Polri.

"Fenomena tersebut (media sosial) menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Polri. Maka dari itu, Polri diharapkan dapat bersikap proaktif memanfaatkan media baru untuk kepentingan pengelolaan informasi ke luar dan ke dalam organisasi sebagai upaya membangun kepercayaan publik," tutur Boy.

Baca Juga: Sidang Doktoral Boy Rafli, Tito Karnavian Uji Sendiri Anak Buahnya

Berita Terkini Lainnya