DPRD Minta Dishub Buat Terobosan untuk Atasi Kemacetan di Bandung
Ego sektoral antardinas diduga membuat pembangunan terhambat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - DPRD Kota Bandung terus menyoroti kinerja pemerintah khususnya dalam hal pembangunan sebagai kota cerdas alias smart city. Namun, dalam perkembangannya, DPRD Kota Bandung menyoroti banyak hal yang belum terintegrasi dengan baik.
Ketua Pansus 2 DPRD Kota Bandung, Iman Lestariyono mengatakan, Pemkot Bandung terus berupaya mewujudkan Bandung sebagai kota cerdas. Namun, kondisi di lapangan dalam upaya menuju ke arah kota cerdas masih menyisakan sejumlah pekerjaan yang harus segera dituntaskan.
Terlebih, ia menduga adanya ego sektoral dari setiap dinas Pemerintah Kota Bandung, sehingga upaya mendukung tercapainya target tersebut masih mengalami hambatan.
"Untuk menuju smart city, kami melihat telah banyak aplikasi yang berhasil diluncurkan. Hanya saja belum terintegrasi satu sama lain. Jangan sampai ada ego sektoral dari setiap OPD untuk menunjukkan aplikasi mana yang lebih unggul. Sehingga kami berharap Diskominfo ini justru menjadi leading sector dari semua sistem yang ada, agar dapat terintegrasi dan terukur," ujarnya.
1. Maksimalkan penggunaan transportasi umum
Selain menyoroti Diskominfo, Iman pun menyoroti Dishub, khususnya perihal penanganan kemacetan di Kota Bandung. Upaya telah dilakukan salah satunya dengan dibangunnya beberapa flyover, meski program itu masih mengandalkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat.
Yang jadi tugas Dishub adalah menciptakan kenyamanan dan kepercayaan publik pada angkutan umum. Tanpa memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke moda transportasi umum, Bandung akan kesulitan memecahkan persoalan kemacetan.
"Tentu adanya flyover ini bukan menjadi satu-satunya solusi untuk mengurangi tingkat kemacetan di Kota Bandung, tapi persoalan sesungguhnya adalah tidak sebandingnya lebar jalan dengan jumlah kendaraan. Bahkan, jumlah kendaraan pribadi lebih mendominasi dibandingkan dengan angkutan publik," ucapnya