TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Batu Raksasa "Hujani" Rumah Warga di Purwakarta

Batu raksasa tiba-tiba menggelinding ke rumah warga

Mahendra

Purwakarta, IDN Times - Warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta dikagetkan dengan peristiwa "hujan" batu, Rabu(9/9). Bebatuan dari Gunung Cihandeuleum yang berukuran raksasa itu secara tiba-tiba menggelinding ke bawah hingga menimpa sejumlah rumah warga.

Sebelum terjadi "hujan batu", sempat terdengar suara ledakan yang berasal dari atas gunung di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru. Warga histeris dan mengamankan diri ke daerah yang aman.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, hanya tujuh rumah dan satu bangunan sekolah mengalami kerusakan.

Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Purwakarta mencatat hujan batu itu telah merusak tujuh rumah dan satu sekolah. Sejumlah rumah dan sekolah tersebut rusak setelah tertimpa batu yang berukuran besar dari atas gunung.

1. Hujan batu akibat kegiatan pertambangan

Mahendra

Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Purwakarta mengungkapkan hujan batu di Desa Sukamulya terjadi akibat kegiatan pertambangan yang menggunakan bahan peledak.

Kepala Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran setempat, Wahyu Wibisono, mengatakan hujan batu terjadi akibat kegiatan blasting atau peledakan batu yang dilakukan PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS), salah satu perusahaan tambang.

"Batu-batu berukuran besar itu jatuh dari ketinggian sekira 500 meter hingga menimpa rumah warga," ujarnya.

2. Polisi selidiki kejadian hujan batu

Mahendra

Aparat kepolisian dari Polres Purwakarta melakukan penyelidikan atas peristiwa hujan batu yang mengakibatkan rusaknya sejumlah rumah dan bangunan sekolah. Beberapa saksi dari pihak perusahaan tambang telah dimintai keterangan.

Kasatreskrim Polres Purwakarta AKP Handreas Ardian mengatakan, pihaknya melakukan penyelidikan atas kejadian itu untuk memastikan apakah ada unsur kelalaian dari perusahaan tambang atau tidak.

Menurut dia, tim penyidik telah memeriksa tiga orang saksi terkait dengan peristiwa tersebut. Ketiga orang yang dimintai keterangan itu dari pihak perusahaan.

Dari hasil pemeriksaan sementara, ada dugaan kesalahan standard operasional (SOP) pihak perusahaan penambang batu saat melakukan blasting atau meledakkan batu di puncak tebing.

"Kami masih terus melakukan penyelidikan, dan di lokasi sudah dilakukan pemasangan garis polisi," ujarnya.

Berita Terkini Lainnya