TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiga Kepala Staf yang Berpeluang Jadi Wakil Panglima TNI

Angkatan Darat dinilai paling cocok

instagram.com/kodam17

Bandung, IDN Times – Presiden Joko "Jokowi" Widodo berencana menghadirkan kembali kursi Wakil Panglima TNI. Bagi Muradi, Pengamat Politik Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, keputusan Jokowi (sapaan akrab presiden) akan berdampak positif bagi kinerja TNI.

Muradi berpendapat akan ada dua perubahan dalam TNI jika kursi Wakil Panglima sudah terisi. Di antaranya, penguatan struktur organisasi yang dampaknya akan terasa bagi masyarakat, dan koordinasi internal TNI.

“Agar tidak ada lagi ego sektoral,” kata Muradi, saat dihubungi pada Senin (11/11).

1. Peluang bagi jenderal bintang empat

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Muradi melanjutkan, peluang Wakil Panglima TNI akan diisi oleh jenderal bintang empat. Jika demikian, ada tiga kepala staf yang berpeluang menempati posisi tersebut antara lain Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Kepala Staf Angkatan Udara.

“Namun saran saya semestinya dari Angkatan Darat,” ujarnya.

Alasan di balik Angkatan Darat sebagai Wakil Panglima TNI tak lepas dari status Pangilma TNI Hadi Tjahjanto yang merupakan jebolan Angkatan Udara. Dengan status Angkatan Darat dalam jabatan panglima, Hadi menilai akan menjadi sebuah keseimbangan.

2. Banyak kolonel dan jenderal bintang satu tak punya jabatan

Ilustrasi TNI (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Keputusan Jokowi soal jabatan baru itu tak lain guna penyesuaian struktur TNI terhadap perkembangan zaman. Saat ini, bagi Muradi, terlalu banyak kolonel dan jenderal bintang satu yang tak memiliki jabatan, sehingga kehadiran kursi Wakil Panglima TNI merupakan jawaban atas kebutuhan tersebut.

Ada pula urgensi lain yang dapat menjadi landasan mengapa Jokowi ingin kembali mengaktifkan posisi Wakil Panglima TNI. Selain strutktur TNI yang makin membesar, TNI juga perlu menjaga ritme internal demi mengefektifkan kinerja TNI.

"Butuh wakil panglima yang mempunyai komitmen di internal,” katanya.

3. Kebutuhan daya jelajah

(KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa) ANTARA FOTO/Wahyu Putro

Urgensi lainnya, lanjut Muradi, ialah menyangkut kemampuan dari komando dan daya jelajah TNI. Apalagi, saat ini TNI memiliki Komando Operasi Khusus Gabungan (Kopsusgab) yang memerlukan penguatan internal antar satuan TNI.

"Itu kan mau tidak mau, suka tidak suka butuh orang yang punya daya jelajah," kata Muradi.

Keputusan atas siapa sosok yang cocok menjadi Wakil Panglima TNI merupakan hak preogratif presiden. “Nantinya presiden akan memanggil Panglima TNI untuk diskusi soal siapa sosok yang pas,” tuturnya.

Berita Terkini Lainnya