Kereta Api Terus Hadapi Tantangan, PIKKC ITB Bantu dengan Riset
Ada beberapa riset yang bantu para stakeholder perkeretaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) Institut Teknologi Bandung baru saja menggelar virtual workshop dengan tema Inovasi Digital di Bidang Industri Perkeretaan Indonesia. Lewat kegiatan tersebut, mereka mencari solusi dari berbagai tantangan yang dihadapi industri perkeretaan di Indonesia, utamanya dalam masa pandemik COVID-19.
Kepala PIKKC ITB sekaligus Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC), Prof. Suhono H. Supangkat, mengatakan jika pertemuan antara komunitasnya dan para stakeholder di bidang perkeretaan ini guna membahas dan mengupas tantangan, utamanya yang berkaitan dengan karakter penumpang selama masa pandemi.
Misalnya tantangan untuk terus berjaga jarak, sehat, nyaman, aman, dan membahagiakan.
Menurut Suhono, tantangan itu dipengaruhi oleh lima hal yang berkaitan dengan transformasi digital, di antaranya ialah konektivias; proses bisnis publik maupun privat, dan hal-hal yang berkaitan dengan layanan; data center; digital talenta; juga kebijakan.
“Saya kira proses bisnis akan terjadi di pemerintahan maupun di sektor publik lainnya. (Kerja sama) mereka di bidang perkeretaan menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam menyelesaikan persoalan” kata Suhono, dalam rilis pers yang diterima IDN Times, Kamis (15/7/2021).
1. Ada beberapa riset yang berkaitan dengan perkeretaan Indonesia
Sebenarnya, PIKKC sendiri telah menggelar beberapa riset dan pengembangan terkait digitalisasi perkeretaan. Riset itu membahas empat hal menyangkut dengan tantangan bagi industri kereta, dan dibiayai oleh berbagai sumber anggaran berbeda, salah satunya bersumber dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Ada empat hal yang dibahas dalam riset. Pertama Framework Transformasi Digital di mana telah membantu di KAI, MRT, BPPT dan beberapa perusahaan maupun pemerintahan. Kedua riset yang dibiayai oleh LPDP dan LEN, yaitu Smart Safe and Secure for Smart Station yang diimplementasikan di stasiun kereta Kota Bandung,” ujar Suhono.
Yang selanjutnya ialah riset yang dibiayai oleh sendiri, yaitu predictive maintenance, termasuk dalam urusan infrastruktur kereta.
“Keempat ialah salah satu kegiatan Digital Talent Development. Kami ada Digital Twin, bagaimana sistem itu bisa menjadi bagian untuk perencanaan, pengoperasian. maupun perawatan melalui sensing, understanding dan acting,” kata Suhono.
Baca Juga: PPKM Darurat, PT KAI Sesuaikan Operasional Kereta
Baca Juga: Kereta Api Bandung Batasi Penumpang KRD Bandung Raya
Baca Juga: Kereta Api Jarak Jauh Maksimal 70 Persen Selama PPKM Darurat