TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Empat Langkah Sederhana untuk Ikut Jaga Bumi

Dunia baru saja peringati Hari Lingkungan Hidup

Salah satu lokasi kerusakan hutan di Aceh Barat, Aceh karena tambang illegal seperti direkam menggunakan google earth pada Desember 2021. Kerusakan hutan memicu gajah keluar dari habitat untuk mencari pakan ke kawasan budidaya. (FJL Aceh)

Bandung, IDN Times – Masyarakat sedunia baru saja merayakan Hari Lingkungan Hidup yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Peringatan itu selalu menjadi momentum bagi masyarakat di seluruh dunia memperkuat nilai-nilai menjaga dan memperbaiki bumi.

Memperingati perayaan ke-50 tahun, Hari Lingkungan Hidup 2023 membawa tema #BeatPlasticPollution untuk mengatasi polusi plastik, salah satu masalah lingkungan terbesar yang tengah dihadapi dunia.

Selain jadi salah satu polutan terbesar yang membahayakan kesehatan ekosistem planet bumi, penggunaan plastik juga menyebabkan peningkatan emisi karbon yang memengaruhi pemanasan global. 

Saat ini dunia memiliki satu misi yang sama, yaitu menjaga agar suhu bumi tidak naik lebih dari 1,5 derajat celcius. Tiap negara pun menetapkan target tersendiri dalam mengurangi emisi karbon, di mana pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi 32 persen emisi karbon pada tahun 2030.

Upaya mengurangi emisi karbon ini tentunya juga akan jauh lebih cepat dicapai jika didukung masyarakat. Lantas, apa saja langkah sederhana untuk ikut menjaga bumi?

1. Mengurangi penggunaan plastik

Produk UMKM Bukan Plastik di Semarang yang memproduksi kemasan plastik dari bahan organik. (dok. Tokopedia)

Penggunaan plastik jadi hal yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kita bisa mulai kurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan mengganti beberapa produk berbahan plastik dengan produk ramah lingkungan yang dapat kita pakai berulang.

Contoh paling sederhana adalah dengan membawa botol minum yang dapat diisi ulang, menggunakan tas belanja sendiri, serta menghindari penggunaan sedotan plastik.

Penggunaan plastik pada pembungkus makanan juga dapat ditukar dengan bahan alternatif seperti rumput laut maupun bee's wrap, pengganti bungkus plastik yang terbuat dari kain ataupun kapas organik yang dilapisi lilin.

Di sisi lain, usahakan juga untuk membawa dan menggunakan alat makan sendiri. Apabila melakukan pemesanan makanan online dapat memanfaatkan fitur pemesanan tanpa alat makan seperti yang tersedia pada berbagai layanan digital, salah satunya GrabFood.

Jika ingin melakukan upaya lebih lanjut, saat ini sudah banyak toko atau layanan yang menyediakan isi ulang produk harian tanpa kemasan pembungkus atau lazim dinamakan bulk store. Konsumen harus membawa wadah masing-masing ketika berbelanja di toko-toko tersebut.

2. Hemat energi dan air di rumah

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Energi merupakan sumber dan solusi atas tantangan iklim yang ada. Saat ini, kebanyakan sumber energi listrik masih berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca tinggi.

Hal yang sama berlaku bagi air karena untuk mengelola air bersih dibutuhkan banyak energi. Berikut beberapa tips untuk menghemat energi dan air di rumah:

  • Matikan lampu dan cabut peralatan listrik yang tidak digunakan,
  • Matikan keran saat sedang sikat gigi atau mencuci tangan, pastikan air hanya digunakan saat membilas sabun/berkumur,
  • Segera perbaiki keran yang bocor dan batasi waktu mandi,
  • Menampung air hujan untuk digunakan kembali, misalnya untuk menyiram tanaman atau mencuci kendaraan,
  • Gunakan timer agar AC mati saat jam tidur sudah terlewati,
  • Beralih gunakan perangkat elektronik yang lebih hemat energi seperti lampu, AC, mesin cuci, hingga kulkas,
  • Hindari membuka pintu kulkas terlalu lama.

Alternatif lain yang dapat dilakukan jika memiliki dana lebih adalah dengan menggunakan sumber energi alternatif untuk menghasilkan listrik di rumah seperti penggunaan panel surya atau solar panel.

3. Daur ulang dan perpanjang waktu penggunaan barang

ilustrasi daur ulang limbah plastik menjadi produk baru (freepik.com/storyset)

Idealnya, masyarakat dapat mempraktikkan proses pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, apakah organik atau anorganik. Jika fasilitas pemilahan sampah umum belum tersedia, saat ini terdapat beberapa layanan yang menawarkan pengelolaan sampah.

Masyarakat juga dapat mencoba mengelola sampah di rumah dengan menggunakan sampah organik sebagai kompos dan menggunakan layanan pengumpul sampah anorganik seperti yang ditawarkan banyak perusahaan digital, misalnya GrabExpress Recycle bersama Danone-Aqua dan Octopus.

Pengguna dapat memesan layanan ini di aplikasi Grab dan menyerahkan sampah anorganik seperti botol kemasan plastik, botol kaca, kardus, kaleng hingga alat elektronik kepada Mitra Pengemudi untuk diantar ke Unit Daur Ulang. Layanan ini dapat dipesan di Jakarta, Tangerang, dan Bali.

Selain sampah, barang layak pakai juga dapat dikelola untuk mengurangi jejak karbon. Barang-barang yang tidak dibutuhkan dapat diberikan pada pihak membutuhkan

Baca Juga: HLH Sedunia 2023, IKAHUT USU Galakkan Kesadaran Pelestarian Lingkungan

Baca Juga: 5 Cara Memilih Furnitur dan Mebel yang Ramah Lingkungan

Berita Terkini Lainnya