TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Baru 358 Pelanggan PLN Jabar yang Gunakan PLTS

Pemerintah punya target agar masyarakat mau menggunakan PLTS

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Bandung, IDN Times – Saat ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) tengah getol mendorong masyarakat agar mulai beralih dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di rumah masing-masing. Hal itu dilakukan guna memenuhi amanat rencana umum energi yang telah ditetapkan pada Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2019, yang salah satunya mencatat tentang green energy.

Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, mengatakan bahwa beberapa daerah telah menerima sosialisasi tentang pembangunan PLTS.

“Industri-industri juga sudah kami push untuk berkontribusi. Kita harus rereongan (bersama-sama) membangun ini, bukan hanya Pemerintah Daerah (Jawa Barat) saja yang harus berupaya,” kata Ai, kepada wartawan pascamenghadiri acara Japri (Jabar Punya Informasi) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (9/8).

Apa saja kemudahan yang diterima pelanggan PLN dengan membangun PLTS?

1. Photovolatic tidak mendapat subsidi

IDN Times/Galih Persiana

Meski mendorong masyarakat menggunakan PLTS, PLN sendiri sebenarnya tidak menyediakan infrastruktur PLTS yakni photovoltaic yang biasanya dipasang di atap rumah. Pengadaan photovoltaic sendiri dibebankan kepada para pelanggan PLN.

“Pabrikan PLTS yang memproduksi photovoltaic itu sudah banyak, kan,” kata Ai.

2. Menjawab isu photovoltaic yang mahal

renewableenergyworld.com

Harga photovoltaic beranekaragam. Sebagai contoh, photovoltaic dengan kapasitas 300 watt peak (WP) sejauh ini dibanderol seharga Rp2,5 juta di Indonesia.

Harga itu tentu tidak terlalu ramah di kantong pengguna PLN pada umumnya. Ai mengakui itu. Maka itu, dia berharap ke depannya harga photovoltaic semakin murah seiring dengan banyaknya pabrik yang memproduksi photovoltaic.

“Ketika sudah banyak yang memasang photovoltaic, saya yakin harganya akan turun karena produksi bertambah. Itu jadi kabar baik untuk kita,” ujarnya.

3. Cara kerja photovoltaic

ebtke.esdm.go.id

Sementara itu , Senior Manager General Affair PLN Unit Induk Distribusi Jabar, Andhoko Suyono, menjelaskan bahwa masyarakat akan mengganti meteran listrik di rumahnya ketika memasang photovoltaic. Meteran listrik yang biasanya bekerja untuk menerima impor listrik PLN, akan diganti dengan meteran yang berfungsi sebagai ekspor impor (eksim) listrik PLN.

“Dengan PLTS di rumah, konsumen akan berubah posisi menjadi konsumen-produsen. Selain menerima listrik, mereka juga akan memproduksi listrik sendiri,” kata Andhoko.

Jika photovoltaic telah dilengkapi dengan baterai, maka hasil produksi listrik rumahan itu bisa digunakan pada malam hari. Namun, harga baterai untuk menyimpan daya itu saat ini masih terbilang mahal, sehingga tidak banyak pengguna photovoltaic mau membeli baterai tersebut.

Baca Juga: Jawa Barat Pegang 30 Persen Kerugian Akibat Blackout PLN

4. PLTS bisa membuat masyarakat hemat?

pixabay/markusspiske

Dengan skema itu, Ai optimistis pelanggan PLN dapat menghemat biaya listrik. Jumlah angka yang dihemat tergantung dengan produksi listrik yang mampu dialirkan photovoltaic.

Contohnya, Ai melanjutkan, biaya listrik Rp4 juta per bulan dapat dihemat hingga setengahnya yakni Rp2 juta per bulan bilamana menggunakan photovoltaic itu. “Sekarang juga Dinas ESDM Jawa Barat sendiri sudah pakai (photovoltaic) kok,” katanya.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Usulkan Desentralisasi Pengelolaan Energi Listrik 

Berita Terkini Lainnya