TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akademi Ini Buka Program Jadi Pilot dalam Waktu Singkat

Jadi pilot hanya dengan waktu kurang dari satu tahun

ilustrasi pilot dan kopilot (pexels.com/Rafael Cosquiere)

Bandung, IDN Times – Kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan membuat minat masyarakat dalam industri aviasi terus meningkat dari tahun ke tahun. Sekali pun selama dua tahun mengalami kendala lantaran pandemi, industri aviasi diprediksi bakal mengalami peningkatan tahun ini.

Hal tersebut membuat berbagai sekolah aviasi di Indonesia semakin getol menggodok calon-calon pilot Indonesia, baik dalam kepentingan komersil maupun non-komersil. I Gusti Wiradharma B. Oka, CEO Bali International Flight Academy (BIFA), membenarkan hal itu.

Industri aviasi yang akan membaik, ditambah dengan minat masyarakat terhadap sekolah pilot yang diklaim semakin tinggi, membuat pendidikan pilot masih berada pada sentimen yang positif.

“Berbagai konten aviasi yang ada di media sosial baik yang bersifat edukasi maupun hiburan juga mendorong tingginya minat masyarakat umum untuk memiliki kemampuan menerbangkan pesawat,” kata I Gusti Wiradharma, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Senin (18/4/2022).

1. Mengenal program PPL-E

Cessna C340 (Wikipedia.org/Peter Bakema)

Untuk itu, sebagai sekolah pilot populer, BIFA melakukan inovasi untuk memastikan lulusan mereka menjadi yang terbaik untuk melayani industri aviasi Indonesia. Setelah meluluskan lebih dari 1.104 pilot di akhir 2021, kini BIFA memperkenalkan program Private Pilot License - Eksekutif (PPL-E).

Program studi itu diluncurkan dengan target masyarakat yang memiliki mimpi untuk dapat menerbangkan pesawat non-komersial dengan waktu pembelajaran relatif singkat.

Program PPL-E merupakan sertifikasi pilot penerbangan pribadi yang telah memenuhi standar persyaratan Directorate General of Civil Aviation (DGCA) yang mencakup perencanaan, implementasi, pengontrolan, dan pengawasan operasional penerbangan.

Setelah memiliki lisensi program PPL-E ini, lulusan akan mampu menerbangkan pesawat secara pribadi baik untuk kebutuhan bisnis maupun rekreasi.

2. Latihan menggunakan Cessna 172

ilustrasi pesawat Cessna (Unsplash.com/Kamil Petrzak)

Program PPL-E, lanjut I Gusti Wiradharma, menawarkan fleksibilitas dari sisi waktu dan lokasi untuk para eksekutif maupun profesional yang selama ini berkarier di luar industri aviasi. Tak hanya itu, program dengan durasi 23 pekan sampai satu tahun ini pun diklaim cocok buat mereka yang memiliki hobi penerbangan. 

Program PPL-E sudah meliputi ground training yang dapat dilakukan secara online, FTD training di home base BIFA yang berlokasi di Bandara Buleleng Bali dengan simulator terbang Redbird FMX, yang diklaim sebagai salah satu alat pelatihan terbang tercanggih saat ini.

“Tentunya flight training kami menggunakan pesawat bermesin tunggal yang telah terkenal akan kemampuannya di kalangan pecinta aviasi, Cessna 172. Untuk flight training sendiri para siswa dapat memilih lokasi training yang tersedia di Bali, Banyuwangi, atau pun Solo,” ujarnya.

Baca Juga: Pasangan Viral Pilot/Pramugari, 10 Foto Amy Auditha dan Kapten Johan

Baca Juga: Ratusan Sekolah di Kota Bandung Tak Miliki Kepala Sekolah Definitif

Baca Juga: Sah! Ini Daftar Direksi-Komisaris Holding BUMN Pariwisata dan Aviasi

Berita Terkini Lainnya