Ada 3.203 TKA Tiongkok di Jabar, Pemerintah Minta Jangan Diskriminatif
Disankertrans menunggu laporan dari pimpinan perusahaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah fokus untuk menyimpan perhatian khusus terhadap isu virus corona yang telah tersebar ke sejumlah negara. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jabar, Mochamad Ade Afriandi mengatakan, kedinasannya telah melakukan segala hal untuk menangkal penyebaran virus tersebut masuk ke wilayahnya.
Sejauh ini, kata Ade, belum ada laporan yang menunjukkan adanya tenaga kerja baik lokal mau pun asing yang terpapar Virus Corona. Dua pasien yang sempat dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kota Bandung, yakni HG (WNA asal Tiongkok yang bekerja di Kabupaten Bandung Barat) dan HA, yang mulanya dikhawatirkan terpapar Virus Corona, kini telah dipulangkan oleh pihak rumah sakit. Mereka ternyata hanya mengalami penyakit infeksi pernafasan.
Meski terbukti negatif, Dinakertrans Jabar mengaku tidak sedikit pun mengendorkan kewaspadaannya pada ancaman penyebaran Virus Corona. “Sampai saat ini kami masih berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mempersiapkan segala sesuatunya,” kata Ade, kepada IDN Times lewat sambungan telepon, Selasa (4/2).
1. Jabar dihuni oleh 21.240 TKA dari berbagai negara
Di Provinsi Jawa Barat, kata Ade, terdapat sekitar 21.420 tenaga kerja asing (TKA) dari berbagai negara, yang mana 3.203 TKA di antaranya berasal dari Tiongkok. Penyebaran TKA asal Tiongkok paling banyak terdapat di Kabupaten Bekasi dengan total 1.218 pencari nafkah.
Namun, data itu tidak menjadi indikator primer bagi Ade untuk menghalau masuknya Virus Corona ke Jawa Barat. “Kami telah menyepakati agar isu ini tidak berkembang menjadi isu yang diskriminatif. Seolah-oleh TKA asal Tiongkok itu yang harus kita waspadai,” ujarnya.
“Intinya, siapa pun pekerja, baik TKI dan TKW yang dalam kurun waktu dua bulan ke belakang pernah melaksanakan perjalanan bisnis atau wisata ke wilayah sumber wabah virus, itu yang harus diberi perhatian,” katanya.