Sepi Akibat COVID, Penjual Buku Pasar Palasari Optimalkan e-Commerce
Berusaha bertahan di tengah pandemik COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Semenjak virus corona (COVID-19) masuk ke Indonesia pada Maret 2020, banyak sektor usaha yang terdampak. Para pedagang yang selama ini berjualan secara tatap muka paling merasakan kelesuan ini karena masyarakat mulai enggan berbelanja secara langsung menghindari penyebaran virus tersebut.
Hal ini juga dirasakan para pedagang buku di Pasar Palasari, Kota Bandung. Semenjak Pemerintah Kota Bandung menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) maupun adaptasi kebiasaan baru (AKB), tidak banyak warga yang mencari buku ke pasar ini.
"Menurun jauh, kalau biasa bisa jual buku sampai 100 buah per bulan, sekarang paling hanya dapat 30 lah. Jadi penurunannya capai 70 persen," ujar Maji, salah satu pedagang buku di Pasar Palasari saat berbincang dengan IDN Times, Rabu (2/9/2020).
1. Jangan terpaku dengan penjualan di toko
Pria yang sudah 13 tahun berjualan di Pasar Palasari ini tidak tinggal diam ketika banyak masyarakat enggan membeli buku ke toko secara langsung. Dia pun mencoba peruntungan dengan membuka toko di perdagangan niaga daring (e-commerce).
Hasilnya, Maji mulai mendapat kembali pendapatan yang selama ini hilang ketika masa PSBB. Dia juga kerap memberi tahu para pelanggan kalau buku di tokonya sekarang sudah bisa dilihat dan dipesan secara daring di e-commerce.
"Ya kita juga coba mensiasati ini kan. Daripada buku tidak terjual ya sudah kita coba jualan online. Walau tidak besar tapi lumayan lah ada yang beli dari sini," ungkap dia.
Baca Juga: [FOTO] Geliat Pasar Buku Palasari yang Redup di Tengah Pandemik