TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Proyeksi Bukit Algoritma di KEK Cikidang Sudah Ada Sejak 2019

Mungkinkah Silicon Valley bisa dibangun di Indonesia?

Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Jawa Barat, Deni Rusyana. IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Proyek Bukit Algoritma yang akan dibangun di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, dan masuk dalam kawasan ekonomi khusus (KEK) nyatanya bukan tercetus dalam waktu singkat. Pengembangan teknologi di KEK Cikidang sudah dipersiapkan sejak 2019.

Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Jawa Barat, Deni Rusyana mengatakan, pembangunan KEK di kawasan Cikidang memang sudah ada sejak dua tahun lalu. Bahkan, pada saat acara West Java Investment Forum (WIJS), PT Bintang Raya Lokalestari sudah melakukan sejumlah kerja sama dengan beberapa investor, termasuk dari Tiongkok.

"Memang pengembang ini (PT Bintang Raya Lokalestari) sudah didorong Pemprov untuk jadi KEK. Ada beberapa KEK dulu dipersiapkan selain Lido, salah satunya Cikidang. Namun karena Lido sudah ada infrastruktur duluan jadi proyek itu jalan lebih dulu," ujar Deni saat berbincang dengan IDN Times di kantornya, Rabu (14/4/2021).

Dia menuturkan, selain kawasan pariwisata KEK Cikidang juga akan diperuntukan dalam pengembangan science park dan industri. "Jadi memang dari awal juga ke arah teknologi," kata Deni.

Baca Juga: Proyek Bukit Algoritma Sukabumi, Ini 3 Perusahaan yang Terlibat

1. Pemilihan teknologi di KEK Cikidang karena investor yakin bisa dapat pendanaan

innfinity.in

Menurut Deni, pengembangan KEK Cikidang sebagai salah satu kawasan industri dan teknologi bukan baru diumumkan oleh perusahaan terkait yang mengajukan. PT Bintang Raya Lokalestari sebelumnya juga sudah berbincang bahwa mereka bisa mendapat dana bantuan untuk pengelolaan riset dari luar negeri.

Selain itu banyak juga diaspora Indonesia yang berkeinginan memajukan teknologi di dalam negeri namun terhambat ekosistem yang ada. Berawal dari itu, maka PT Bintang Raya Lokalestari kemudian memilih mengembangkan eksosistem teknologi di Cikidang,

"Nah mungkin ini jadi peluang yang ditangkapnya (PT Bintang Raya Lokalestari)," ungkap Deni.

Dalam WIJS 2019, PT Bintang Raya Lokalestari telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan tiga perusahan dari Tiongkok. Kerja sama pertama dijalin dengan PT Cold Black Soil untuk pembangkit listrik tenaga surya.

Kemudian ada kerja sama dengan PT T.B Amusement Co.Ltd yang bekerja sama dengan pengembangan kawasan sains dan industrsi yang terintegrasi. Terakhir PT Bintang Raya Lokalestari melakukan penandatanganan kerja sama dengan PT Guizhou Wanhe Ecological Environment Protection Co.Ltd untuk kawasan berkelanjutan di KEK Cikidang.

2. Pengembangan teknologi di Jabar bisa berdampak positif

www.indra92.id

Di luar polemik mengenai pembangunan proyek Bukit Algoritma, Deni menilai pembangunan KEK Cikidang untuk pusat teknologi bisa memberikan dampak positif bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Jawa Barat (Jabar). Pembangunan KEK pun bisa memberikan berkah untuk bagi masyarakat karena membuka lapangan kerja baru.

Untuk tahap awal saja, pembangunan KEK Cikidang jelas akan membutuhkan pekerja konstruksi. Pekerja ini bisa didatangkan dari Jabar dan sekitarnya yang selama ini perekonomiannya terdampak pandemik COVID-19.

"Sekarang jumlah pengangguran saja sudah banyak terus ditambah pas pandemik juga hampir naik 3 juta. Jabar pasti kena dampak juga makanya keberadaan investor bisa memberikan pekerjaan," kata dia.

Di sisi lain, kawasan teknologi ini diharap bisa membuat para ilmuan atau orang Indonesia yang handal di bidang teknologi tidak harus bekerja di luar negeri. Namun, bisa tetap di indonesia dan mengembangkan teknologi di sini," kata Deni.

Baca Juga: Ada di Jalur Sesar Aktif, Gempa Ancam Megaproyek Bukit Algoritma

Baca Juga: Bukit Algoritma Disebut Silicon Valley-nya Indonesia, Apa Iya?

Berita Terkini Lainnya