TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2022 Diprediksi Tembus 5,8 Persen

Konsumsi masyarakat dan sektor kontruksi mulai menggeliat

Bank Indonesia Jawa Barat menggelar konferensi pers proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2022. IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Perekonomian Provinsi Jawa Barat mulai meningkat meski pandemik COVID-19 masih menghantui. Perbaikan ekonomi tercermin di mana pada triwulan IV-2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 2,76 persen (quarter to quarter).

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat Herawanto mengatakan, pada 2022 perekonomian Provinsi Jabar diprediksi makin membaik. BI memperikirakan pertumbuhan akan ada di kisaran 5,0 persen hingga 5,8 persen. Ini didukung perbaikan permintaan domestik dan masih besarnya potensi perbaikan kinerja ekspor dan investasi.

"Geliat perbaikan ekonomi pada awal tahun 2022 telah tampak pada beberapa indikator dini seperti indeks keyakinan konsumen di Jawa Barat sebesar 105,66 dan prompt manufacturing index triwulan I 2022 yang sebesar 59,0," ujar Herawanto dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (8/2/2022).

1. Sejumlah proyek infrastruktur nasional tunjang perekonomian

Ilustrasi Tol Cisumdawu (dok. Kementerian PUPR)

Optimalisasi perekonomian Jawa Barat di tahun 2022 juga ditopang sektor infrastruktur. Beberapa proyek yang masih berjalan adalah pembangunan Tol Cisumdawu dan Bandara Kertajati (BIJB) sebagai hub logistik. Kemudian pembangunan bendungan dan proyek pelabuhan Patimban.

"Selain itu, potensi perekonomian Jawa Barat ke depan juga menunjukkan optimisme sejalan dengan didorongnya inklusivitas ekonomi dengan pembangunan Jabar Utara dan Jabar Selatan, maupun investasi swasta seperti pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan pengembangan industri kendaraan listrik," ujar Herawanto.

Di sisi lain, masih tingginya peluang sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang semakin mengimplementasikan green economy, yang sekaligus merupakan salah satu agenda penting pada G-20 2022.

2. Konsumsi dan konstruksi pun mulai meningkat

Ilustrasi pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww)

Selain itu, BI mencatat pada akhir 2021 pun masyarakat mulai lebih banyak mengeluarkan uang untuk konsumsi. Itu menandakan ada kepercayaan masyarakat untuk tidak menyimpan uangnya tapi lebih banyak berbelanja.

Tak hanya itu sektor properti pun terlihat mulai menggeliat kembali karena ada pertumbuan dari penjualan semen. Artinya kontruksi berbagai sektor mulai berjalan kembali.

"Sekarang yang harus diwaspadai adalah lonjakan permintaan dari masyarakat yang harus bisa terpenuhi," kata dia.

Baca Juga: Jabar dan DI Yogyakarta Kolaborasi untuk Budaya dan Ekonomi Kreatif

Baca Juga: Proyeksi Ekonomi Kuartal III-2021 Lembaga Ekonomi VS Pemerintah

Baca Juga: Perkuat Ekonomi, Pemprov Jabar Gandeng Bali Luncurkan Program Beli Bali

Berita Terkini Lainnya