Pemukiman Low Rise Harus Diperbanyak Kurangi Hilangnya Lahan Pertanian
Ke depan pembangunan rumah tapak akan dikurangi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Permintaan rumah tapak usai pandemik COVID-19 mulai mengalami peningkatan. Khususnya untuk pemukiman masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), permintaannya naik 9 hingga 10 persen.
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, saat ini permintaan rumah mayoritas memang untuk rumah tapak. Masih sedikit permintaan rumah high rise apartement atau apartemen tingkat tinggi dan low rise apartement atau apartemen dengan 3-4 tingkat.
"Kalau untuk high rise ini pertumbuhannya masih stagnan. Untuk masyarakat Jabar juga masih banyak permintaan rumah tapak," kata Nixon ditemui di Bandung, Rabu (31/5/2023).
1. Pemukiman masyarakat jangan gerus lahan produktif
Dia mengatakan, selama ini pembangunan pemukiman warga masih rumah tapak yang membuat banyak lahan produktif hilang. Mulai dari pesawahan, perkebunan, hingga tanah yang biasa digunakan untuk produksi makanan berkurang.
Ketika hal ini dibiarkan, maka masa depan lahan pertanian bisa habis seluruhnya. Jika itu terjadi tidak ada makanan yang bisa dikonsumsi masyarakat.
"Kayak di Jabar, area lahannya kan tidak tambah, tapi rumah terus bertambah. Nah ini yang harus kita dorong (rumah tingkat)," kata dia.
Baca Juga: 5 Apartemen Buat Mahasiswa di Malang, Bisa Sewa Bulanan