Diusulkan Jadi Pj Wali Kota Bandung, Intip Profil Prof. Karim Suryadi
(Istimewa)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Nama akademisi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Karim Suryadi muncul dalam bursa bakal calon Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung. Pengamat politik ini turut diusulkan oleh fraksi PKS dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung.
Prof. Karim Suryadi menjadi satu dari tiga nama yang diusulkan fraksi PKS DPRD Kota Bandung ke Pemprov Jabar untuk menggantikan jabatan Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Adapun dua nama lain yang diusulkan yaitu Ema Sumarna yang kini menjabat sebagai Plh. Wali Kota Bandung. Kemudian, Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Jabar, Dedi Supandi.
Prof. Karim Suryadi tentu tidak asing untuk warga Jabar, khususnya Kota Bandung. Ia aktif di dunia pendidikan khususnya di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ia juga sempat menjadi Tim Pertimbangan Kebijakan Publik Kota Bandung.
Seperti apa sosoknya? Berikut profil Prof. Karim:
1. Karim menempuh pendidikan di UPI dan Unpad
Gedung Isola UPI (upi.edu)Pria kelahiran Subang 14 Agustus 1970 ini menempuh pendidikan S1 hingga gelar doktor di universitas negeri di Kota Bandung. Pada 1993 Karim menempuh S1 di IKIP Bandung (saat ini UPI), setelah itu, pada 1999 Karim melanjutkan S2 di Universitas Padjadjaran dalam program studi Ilmu Sosial.
Karim kemudian mendapatkan gelar doktor di kampus serupa pada 2006.
Usai menempuh pendidikan, Karim mengemban banyak jabatan di UPI. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik FPIPS UPI (2009-2010), Dekan FPIPS UPI (2010-2016), Ketua Dewan Guru Besar UPI (2019-2023).
Karim juga pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Dewan Guru Besar (MDGB) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) (2019-2020), Dewan Penasehat MDGB PTNBH (2021-2022).
2. Karim memiliki pengalaman akademik internasional
Laman resmi UPIProf. Karim Suryadi sendiri memiliki pelatihan profesional dari luar negeri. Dia pernah mengikuti pelatihan Democratic Training for School and Community Leader yang diselenggarakan oleh Heartland International, USA pada tahun 2007.
Tidak hanya mendapatkan pelatihan internasional, dia juga memiliki pengalaman akademik berkelas.
Dia pernah mengikuti Visiting Scholar, Tashkent University of Economics (2022), Visiting Professor, Nihon University, Japan (2020), Visiting Islamic Scholar, United Kingdom, (2017), dan terakir Visiting Professor, Nihon University, Japan (2008).
3. Karim banyak mendapatkan tanda kehormatan dari presiden
(Istimewa)Selama menjadi akademisi dia mendapatkan berbagai penghargaan. Pada 2021 Kariem mendapatkan Anugerah Budaya Kota Bandung, kemudian Tanda Kehormatan Satyalancana Dwidya Sistha (2020), Satya Lancana Karya Satya XX (2016), Satya Lancana Karya Satya X (2012).
Karim banyak membuat karya ilmiah. Berdasarkan data yang diterima dari IDN Times, selama 2015 hingga 2022 ada sebanyak 11 karya ilmiah yang sudah diterbitkan.
Pada 2017 Karim pernah membuat karya ilmiah dengan judul Menak Senayan: Arsitektur Komunikasi Politik yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya.
Baca Juga: Bakal Calon Pj Wali Kota Bandung, Intip Profil Dedi Supandi
