Pandemik COVID-19 Tak Menyurutkan Minat Investasi ke Jawa Barat
Realisasi investasi di Jabar semester I capai Rp86,3 triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Nilai investasi yang masuk ke Provinsi Jawa Barat masih terbilang baik di tengah pandemik COVID-19. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), realisasi investasi pada Semester I 2020 yang mencapai Rp86,3 triliun.
Kemudian, Pemprov Jabar pun mempersiapkan tahapan investasi yang ditaksir bisa mencapai Rp347 triliun dari 11 perusahaan global dan nasional di mana dua di antaranya adalah Hyundai dan Amazon Web Service.
Sumbangan ketiga datang dari komitmen investasi lima proyek garapan BUMD dengan sejumlah pihak yang berjumlah Rp4,01 triliun. Keempat datang dari 16 proyek investasi yang ditawarkan di ajang West Java Investment Summit (WJIS) 2020 senilai Rp40 triliun.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pencapaian ini menunjukkan kekuatan Jabar sebagai wilayah primadona investasi meski saat ini masih berada dalam situasi pandemi COVID-19.
“Selama Pandemi malah meningkat sampai Rp380 triliun, komitmen realisasi investasi menunjukkan Jawa Barat disukai dan dicintai investor,” katanya di acara West Java Investment Summit (WJIS) 2020 di Savoy Homann, Bandung, Senin (16/11/2020).
1. Penyerapan tenaga kerja dari investasi selama 2020 capai 86 ribu
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Jawa Barat Noneng Komara mengatakan, realisasi eksekusi invetasi mangkrak, komitmen dan tawaran proyek investasi membuat nilai investasi ke Jawa Barat tinggi.
Menurutnya, sumbangan investasi dari kategori investasi yang memasuki tahapan akan bergulir dalam 3-5 tahun ke depan. Pada periode Januari hingga September 2020 sendiri, total realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) di 27 kabupaten/kota se-Jabar mencapai Rp86,3 triliun dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 86.627 orang serta 13.386 jumlah proyek.
Dari berbagai investasi yang ada, lima sektor yang paling diminati investor yakni konstruksi, transportasi, gudang dan komunikasi, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, listrik, gas dan air, serta (5) industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain.
"Untuk penyerapan tenaga kerja PMA dan PMDN paling banyak di industri tekstil mencapai 33,19 persen, kemudian disusul industri barang dari kulit dan alas kaki, industri logam, mesin & elektronika, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain, serta transportasi, gudang dan komunikasi," tutur Noneng.